2 Ilmu pengetahuan dalam islam hendaknya dikembangkan dalam rangka bertakwa dan beribadah kepada Allah SWt. 3. Reorientasi pengembangan ilmu pengetahuan harus dimulai dengan suatu pemahaman yang segera dan kritis atas epistemologi islam klasik dan rumusan kontemporer tentang konsep ilmu. 4. ArticlePDF Available Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. SAP Susunan Artikel Pendidikan Vol. 5 No. 1 Agustus 2020 p-ISSN 2527-967X e-ISSN 2549-2845 57 ANALISIS LANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM Farrah Camelia Pendidikan Agama Islam, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta Email 19204010003 Abstrak Kemajuan suatu negara didukung oleh kualitas sumber daya manusia di dalamnya, kemajuan teknologi dan pengetahuan merupakan dua hal yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan negara tersebut. Tantangan masa depan berupa perkembangan teknologi informasi, konvergensi ilmu dan teknologi, kemajuan industri kreatif dan budaya, pengaruh serta dampak teknosains, menuntut pelaksanaan pengembangan kurikulum dengan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih komprehensif. Kajian ini bertujuan untuk menambah wawasan pembaca mengenai pentingnya peningkatan mutu sumber daya manusia dengan memperbaiki pendidikan di Indonesia, salah satunya melalui pengembangan kurikulum yang berlandaskan ilmu pengetahuan dan teknologi. Metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil kajian menjelaskan bahwa lembaga pendidikan khususnya jalur sekolah harus mampu menunjang dan mengantisipasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahan ajar atau materi sepatutnya hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kontemporer, baik berkaitan dengan hasil perolehan informasi, ataupun cara memperoleh informasi tersebut dan memanfaatkannya untuk masyarakat. Dibutuhkan pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi supaya memberi implikasi terhadap pengembangan sumber daya manusia. Kata Kunci Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kurikulum Abstract The progress of a country is supported by the quality of human resources in it. technological progress and knowledge are two things that are very influential on the development of the country. Future challenges include the development of information technology, the convergence of science and technology, the advancement of creative and cultural industries, the influence and impact of science, demanding the implementation of curriculum development with a more comprehensive foundation of science and technology. This study aims to broaden the reader's insight on the importance of improving the quality of human resources by improving education in Indonesia, one of which is through the development of a curriculum based on science and technology. The research methods used was the qualitatif descriptive approach. The results of the study explained that, educational institutions especially the school path must be able to support and anticipating the progress of science and technology. Teaching materials or materials should be the result of the development of contemporary science and technology, both related to the results of information acquisition, or how to obtain this information and use it for the community. It takes the use, development and mastery of science and technology in order to have implications for the development of human resources. Key Words Science and Technology, Curriculum PENDAHULUAN Kemajuan suatu negara didukung oleh kualitas sumber daya manusia SDM di dalamnya, kemajuan teknologi dan pengetahuan merupakan dua hal yang paling memberi pengaruh terhadap perkembangan negara tersebut. Semua negara maju di dunia disebabkan karena kemampuan SDM yang ditunjang dengan kemajuan teknologi dalam mengolah sumber daya alam mereka. Kemajuan teknologi informasi bergerak dengan cepat dan pesat mengubah dunia secara modern dalam berbagai bidang. Berdasarkan data yang disebutkan World Economic Forum WEF 2017 terkait Human Capital Index memperlihatkan SAP Susunan Artikel Pendidikan Vol. 5 No. 1 Agustus 2020 p-ISSN 2527-967X e-ISSN 2549-2845 58 peringkat Indonesia dari peringkat 65 di tahun 2017, mengalami penurunan menjadi peringkat 87 dari total 157 negara, dengan skor 0,53 [1]. Sebagai perbandingan, terdapat 3 negara di Asia Tenggara yang memiliki peringkat di atas Indonesia; yaitu Singapura dengan skor 0,88 dan Vietnam 0,67. Apabila Indonesia tidak melakukan perbaikan, dikhawatirkan anak-anak Indonesia mengalami kesulitan untuk bersaing di tengah persaingan global. Oleh karena itu, dalam lima tahun ke depan pemerintah merencanakan untuk fokus membentuk sumber daya manusia unggul. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan sebuah proses terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui dukungan sarana dan prasarana dan keinginan untuk meningkatkan mutu pendidikan [2]. Sistem Pendidikan Nasional Indonesia yang diatur melalui undang-undang No. 20 tahun 2003 oleh Sekretaris Negara Republik Indonesia pada tanggal 8 Juli 2003 di Jakarta. Sistem pendidikan Indonesia terus meningkatkan perubahan dengan tujuan menciptakan sistem pendidikan yang lebih bermutu, dengan kurikulum yang lebih baik untuk melahirkan lulusan yang lebih baik pula. Dalam konteks pendidikan yang mengaktualisasikan visi pembelajaran abad 21, UNESCO menawarkan empat pilar dalam bidang pendidikan, yakni 1 Learning to know, 2 Learning to do, 3 Learning to live together, 4 Learning to be. Pendidikan yang membangun kompetensi “partnership 21st Century Learning” yaitu menuntut peserta didik agar menguasai keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan di bidang media, teknologi dan informasi [3]. Untuk merealisasikan empat pilar tersebut, harus disusun dan dikembangkan suatu sistem kurikulum secara saksama. Kurikulum yang disusun secara saksama itu antara lain disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK [4]. Zakiyah Daradjat berpendapat bahwa kurikulum sebagai suatu program yang direncanakan dalam bidang pendidikan dan diimplementasikan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu [5]. Pengembangan kurikulum merupakan dinamika yang dapat memberi respon terhadap tuntutan transformasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maupun globalisasi [6]. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka perlu membangun perubahan pada sistem dan isi pendidikan yang terwujud dalam pembaruan kurikulum. Asas perkembangan pendidikan dan pembelajaran akan selalu mengikuti perkembangan IPTEK. Pengaruh langsung dari kemajuan IPTEK di sini adalah dalam memberikan materi atau bahan yang disampaikan dalam pendidikan. Oleh karena itu, kajian ini berfokus pada landasan IPTEK dalam pengembangan kurikulum. Tujuan penelitian agar kurikulum sebagai pusat muatan nilai tidak mengalami disparitas kualitas pendidikan, sehingga tidak melahirkan output pendidikan yang „kelabakan‟ dalam beradaptasi dengan konteks sosial. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Bahan kajian yang menjadi rujukan yaitu 6 jurnal, 9 buku, 2 tesis, dan beberapa data lain yang berkaitan dengan topik tulisan terutama mengenai IPTEK serta kurikulum. HASIL DAN PEMBAHASAN Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Ilmu dalam bahasa Indonesia seringkali dipadankan dengan sains science, dan disandingkan dengan kata pengetahuan, menjadi ilmu pengetahuan. Ilmu ialah pemahaman atau kesadaran mengenai suatu pengetahuan, dengan fungsi untuk SAP Susunan Artikel Pendidikan Vol. 5 No. 1 Agustus 2020 p-ISSN 2527-967X e-ISSN 2549-2845 59 mencari, menyelediki, menganalisis suatu hipotesis. Ilmu memiliki arti sebuah pengetahuan yang didapat dengan menempuh beberapa metode dalam belajar dan pengalaman. Ilmu dapat dikatakan sebuah pengetahuan yang telah valid kebenarannya. Adapun pengetahuan merupakan suatu informasi yang disadari dan diketahui seseorang. Pengetahuan dapat diperoleh dengan cara mengalami atau mendapatkan dari orang lain. Akan tetapi pengetahuan belum bisa disebut ilmu jika kebenarannya belum teruji. Asal muasal manusia memperoleh pengetahuan dari fakta yang tidak akurat, tidak sistematis, dan tidak berdasar pada teori yang jelas. Sesuai dengan berkembangnya budaya, manusia mulai menyusun teori mengenai banyak hal sesuai fakta yang ada. Dalam perkembangannya, fakta beserta teori itu digunakan untuk memahami fenomena lain yang didukung oleh pengalaman. Menurut Hilda Taba, pengetahuan itu memiliki tingkatan berupa; a Adanya konsep, b Ide-ide pokok, c Metode perumusan, dan d Fakta realitas [7]. Beberapa syarat sesuatu bisa dikatakan sebagai ilmu, antara lain a Bersifat objektif, b Metodis yaitu cara yang dilakukan untuk mencegah adanya kesalahan dalam melakukan pencarian terkait hakikat kebenarannya sesuatu, c Sistematis yaitu sebuah rincian yang terstruktur dalam melakukan pengkajian terhadap suatu objek serta dapat menyimpulkannya menjadi lebih sederhana, d Universal yaitu kebenaran yang didapat setelah melakukan pengkajian bersifat umum yang artinya bisa diterima oleh semua atau sebagian besar lingkungan dan realitas [8]. Pengetahuan dan pengalaman akan menjadi ilmu pengetahuan apabila pengetahuan tersebut disusun dengan objektif, metodis, sistematis, dan universal, sesuai prosedur kerja hukum kausalitas pada masalah yang dialami. IPTEK yang dimiliki manusia pada awalnya sederhana, akan tetapi menginjak abad pertengahan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Seiring dengan kemajuan teknologi, akal manusia juga diajak berkembang. Hal ini dibuktikan ketika dahulu kala sangat mustahil ada manusia yang dapat pergi ke bulan apalagi menginjakkan kaki di sana, namun kemajuan IPTEK di pertengahan abad 20 membuktikan pesawat Apollo 11 berhasil mendarat di bulan [9]. Perkembangan ilmu pengetahuan masa kini lahir berkat sumbangsih pemikiran dan penemuan para filsuf seperti Socrates, Plato, Aristoteles, Archimedes, Jhon Dewey dan lainnya. Perkembangan tersebut menghasilkan temuan baru di bidang sosial, budaya, ekonomi, politik dan lain sebagainya. Teknologi hakikatnya merupakan implementasi dari ilmu pengetahuan dan menduduki peranan penting dalam kehidupan manusia. Teknologi lahir dari karya pikir manusia melalui proses ilmiah guna mencapai tujuan yang optimal, teknologi juga dapat diartikan sebagai sarana manusia untuk menyediakan kebutuhan. Tujuannya ialah menciptakan suatu kondisi yang efektif, efisien, dan sinergis terhadap pola perilaku manusia. Salah satu indikator kemajuan peradaban manusia salah satunya dapat diukur dari kemajuan IPTEK. Teknologi dibuat untuk mendukung kehidupan manusia di semua aspek. Adanya teknologi memudahkan manusia dalam mengembangkan sumber daya alam yang ada, namun sering kali melampaui batas sehingga sering terjadi ketidakseimbangan dalam penggunaannya dan kerakusan manusia yang menyebabkan terjadinya bencana alam. IPTEK merupakan hasil dari gagasan-gagasan manusia dan bersifat objektif SAP Susunan Artikel Pendidikan Vol. 5 No. 1 Agustus 2020 p-ISSN 2527-967X e-ISSN 2549-2845 60 sehingga mudah diterima dan dijangkau oleh masyarakat. Dengan adanya IPTEK dapat memudahakan dalam menyampaikan informasi sehingga menyebabkan perubahan dan perkembangan pada budaya. Perkembangan tersebut membuat pola pikir dan hidup masyrakat terus berubah mengikuti kemajuan. Apabila masyarakat tidak dapat mengikutinya maka mereka akan ketinggalan sehingga membuat mereka kesusahan dalam memanfaatkan sumber daya alam. Berdasarkan hal itu, sebuah bangsa atau Negara akan mengalami kemunduran karena rakyat di dalamnya tidak mampu memanfaatkan sumber daya alam dalam hal IPTEK. Di Indonesia sendiri pembangunan industri sampai saat ini belum sepenuhnya didukung oleh potensi unggul baik pendidikan, termasuk sumber daya manusianya. Hal ini ditunjukkan oleh Indeks Pendidikan, data yang digunakan untuk mengukur indeks pendidikan terbatas pada data melek huruf dan gross enrolment ratio dari Sekolah Dasar, Menengah hingga Perguruan Tinggi SD, SM dan PT. IPTEK belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia khususnya pendidik dan peneliti yang belum mengembangkan penelitian secara optimal [10]. Pengajar harus terus mengikuti perkembangan IPTEK supaya bisa menyampaikan materi pembelajaran yang mutakhir dan bermanfaat bagi kehidupan peserta didik saat ini dan masa depan. Dengan demikian, menjadi searah dengan upaya pembaruan kurikulum yang seiring dengan kemajuan IPTEK dalam hampir semua bidang kehidupan. Pengembangan Kurikulum Di dalam bahasa Arab, kurikulum biasa disebut dengan manhaj yang artinya jalan atau cara [11]. Sedangkan kurikulum berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 terkait Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum adalah sebuah alat dengan cara atau metode yang telah disiapkan untuk menyelenggarakan tujuan yang sudah direncanakan. Kurikulum yang semulanya hanya dimaknai dengan mata pelajaran, namun sekarang beralih pemaknaan menjadi semua kegiatan yang bersangkutan dengan pembelajaran dalam upaya mencapai tujuan pendidikan [12]. Menurut Doll bahwa terkait perubahan pemaknaan tersebut ialah dimana pengertian tentang kurikulum yang semulanya berkenaan dengan mata pelajaran atau studi namun sekarang berubah menjadi semua kegiatan di dalam pembelajaran yang diupayakan oleh sekolah [13]. Beberapa tahun terakhir terjadi pola pikir terkait mendidik anak, di mana sebelumnya para orang tua mempercayakan tentang pendidikan anaknya sepenuhnya kepada guru, padahal waktu di luar sekolah lebih banyak dihabiskan oleh anak, artinya seorang lebih sering di rumah dan bersama keluarga dan yang seharusnya orang tua lah yang mendidik anaknya bukan menyerahkannya kepada guru. Oleh karena semakin berkembangnya IPTEK membuat kurikulum sekolah harus terus mengikuti kemajuan tersebut, sehingga akhirnya kurikulum memiliki banyak tanggung jawab dan permasalahan yang harus diselesaikan untuk dapat menyesuaikan pembelajaran dengan kemajuan dari IPTEK. Beberapa penjelasan tersebut menunjukkan betapa luas pengertian kurikulum. Supaya mendapatkan pelajaran yang luas, seorang siswa harus memiliki pengalaman dalam bergaul dengan semua anggota atau orang yang terlibat di sekolah dan alat-alat yang ada. Para ahli serta pelaksana kurikulum berbeda-beda dalam mengartikan SAP Susunan Artikel Pendidikan Vol. 5 No. 1 Agustus 2020 p-ISSN 2527-967X e-ISSN 2549-2845 61 “pengembangan” kurikulum. Winarno Surahmad dalam Sukiman, mengartikan kegiatan pengembangan kurikulum ialah usaha dalam mengembangkan dan menyempurnakan perencanaan yang ada di dalam kurikulum. Pengembangan kurikulum ialah istilah yang komprehensif, di dalamnya meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi [14]. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya menyertakan orang yang terlibat langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, di antaranya politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur-unsur masyarakat lainnya yang memiliki kepentingan dengan pendidikan. Dalam hal ini, lembaga sekolah bertanggung jawab menerapkan kerangka kerja dalam mengoptimalkan kurikulum. Di dalam kerangka kerja tersebut berisi informasi mengenai 1 Apa yang harus dipelajari dan dipahami peserta didik subyek, 2 Apa kompetensi peserta didik, 3 Berapa lama mereka dapat belajar jam belajar, dan 4 Dengan cara bagaimana peserta didik belajar tatap muka, tugas individu, tugas terstruktur. Pada hakikatnya kurikulum mengarah pada tujuan pendidikan nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Cerdas yang ingin dicapai di sini bukan hanya pandai dan terampil tetapi mempunyai kemampuan dan kemauan untuk memanfaatkan kepandaian serta keterampilan tersebut dalam menyelesaikan berbagai persoalan dalam kehidupan bermasyarakat. Tahapan pengembangan kurikulum dilaksanakan dengan mengembangkan keempat elemen utama kurikulum, antara lain mengembangkan tujuan, materi, metode dan evaluasi. Setiap elemen kurikulum merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan dan saling memengaruhi. Sebagaimana pendapat Munir [4], dalam pengembangan kurikulum, setiap pengembangan satu komponen dapat memengaruhi pengembangan komponen yang lain. Pengembangan kurikulum perlu juga memerhatikan prinsip-prinsip pengembangan yang menjadi rambu-rambu kaidah yang terkandung dalam kurikulum itu sendiri. Terutama pada tahap perencanaan yang menggambarkan ciri suatu kurikulum. Menurut Sukmadinata [9], prinsip kurikulum terbagi menjadi dua yaitu 1. Prinsip umum, antara lain a. Prinsip relevansi Kesesuaian atau relevan terbagi menjadi dua jenis, relevansi internal dan eksternal. Relevansi internal yaitu menyesuaikan antar komponen kurikulum tujuan, isi, metode, evaluasi agar mencapai tujuan tertentu, belajar, dan kemampuan peserta didik. Kurikulum dapat dinilai baik jika terdapat koherensi dan konsistensi antar komponen dalam relevansi internal. Relevansi eksternal yaitu menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan masyarakat masa kini dan masa depan. Kurikulum dituntut menyiapkan program belajar bagi peserta didik agar dapat beradabtasi dengan lingkungan masyarakat dimana ia berada. Pakar pengembang kurikulum harus memiliki wawasan tentang kehidupan masyarakat masa sekarang dan masa yang akan datang, artinya pengembang kurikulum harus dapat memprediksi masa depan agar dapat memenuhi kebutuhan relevansi eksternal. b. Prinsip fleksibilitas Kurikulum harus lentur, artinya sistem yang ada dalam kurikulum memberi alternatif dalam mencapai tujuan, menyesuaikan strategi dan SAP Susunan Artikel Pendidikan Vol. 5 No. 1 Agustus 2020 p-ISSN 2527-967X e-ISSN 2549-2845 62 metode dengan situasi dan kondisi tertentu. c. Prinsip efektivitas Kurikulum berorientasi kepada tujuan yang ingin dicapai. Kurikulum sebagai instrumen pencapaian tujuan, maka jenis dan karakteristik tujuan harus jelas. Kejelasan tujuan akan mengarah pada penentuan isi, metode dan sistem evaluasi juga model dan konsep kurikulum apa yang hendak digunakan. Tujuan tersebut dapat mempermudah implementasi kurikulum. d. Prinsip efisiensi Pengembang kurikulum harus memahami situasi dan kodisi tempat kurikulum akan dilaksanakan, tujuannya agar desain kurikulum memenuhi prinsip „praktis‟ atau mudah diterapkan di lapangan. e. Prinsip kontinuitas Kurikulum yang disusun harus berkesinambungan baik antar kelas maupun jenjang pendidikan, dengan tujuan agar proses belajar mengajar bisa maju secara berkesinambungan. Maka dibutuhkan kerja sama antara pengembang kurikulum dari berbagai kelas dan jenjang pendidikan. 2. Prinsip khusus Prinsip-prinsip khusus hanya berlaku pada tempat dan situasi tertentu. Misalnya suatu jenjang dan jenis pendidikan di masing-masing wilayah memiliki karakteristik berbeda di beberapa aspek. Prinsip tersebut menunjukkan adanya perbedaan penggunaan prinsip yang khas. Prinsip-prinsip khusus, yaitu a. Prinsip mengenai tujuan pendidikan. b. Prinsip mengenai isi pendidikan. c. Prindip mengenai proses pembelajaran. d. Prinsip mengenai alat bantu dan media pembelajaran. e. Prinsip mengenai evaluasi. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Pengembangan Kurikulum Landasan pengembangan kurikulum layaknya fondasi bangunan. Gedung menjulang tinggi akan roboh jika berdiri di atas fondasi yang rapuh, oleh karena itu sebelum membangun sebuah gedung maka perlu membangun fondasi yang kokoh terlebih dahulu. Perkembangan IPTEK juga sebagai pemacu kemajuan pembangunan. Perkembangan IPTEK secara langsung berimplikasi terhadap pengembangan kurikulum yang di dalamnya mencakup pembaruan isi atau materi pendidikan, penggunaan strategi dan media pembelajaran, serta penggunaan sistem evaluasi [15]. Materi pelajaran sepatutnya hasil perkembangan IPTEK kontemporer, baik berhubungan dengan hasil perolehan informasi, ataupun cara memperoleh informasi tersebut dan memanfaatkannya untuk masyarakat. Tentu dalam proses pengembangan kurikulum harus tetap mengacu kepada prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Dukungan IPTEK kepada pembangunan dapat mewujudkan masyarakat maju, mandiri dan sejahtera. Perkembangan IPTEK semakin cepat dan persaingan antar-bangsa makin meluas. Oleh karena itu dibutuhkan pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan IPTEK yang mana akan memberi implikasi terhadap pengembangan SDM. Tercapainya kemampuan SDM agar dapat memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai IPTEK, maka ada beberapa hal yang dijadikan sebagai dasar, yaitu a Pembangunan IPTEK selayaknya berada dalam keseimbangan yang efektif juga dinamis dengan pembinaan SDM, pelaksanaan penelitian, pengembangan sarana prasarana IPTEK, b Penyusunan IPTEK terarah pada peningkatan kehidupan bangsa dan kualitas kesejahteraan, c Pembangunan IPTEK SAP Susunan Artikel Pendidikan Vol. 5 No. 1 Agustus 2020 p-ISSN 2527-967X e-ISSN 2549-2845 63 sepadan dengan nilai-nilai agama, kondisi sosial budaya, nilai luhur, dan lingkungan hidup, d Penyusunan IPTEK harus berdasar pada upaya peningkatan efektivitas penelitian, efisiensi, produktivitas dan pengembangan yang lebih tinggi, e Pembangunan IPTEK harus dapat memberikan solusi penyelesaian masalah konkret [16]. Proses penyempurnaan kurikulum atau pengembangan kurikulum menjadi otonomi sekolah. Sekolah diberi hak penuh dalam mengembangkan kurikulum, supaya kurikulum sekolah dicocokkan dengan kondisi sekolah masing-masing, yaitu menyesuaikan kondisi peserta didiknya dan potensi daerah yang ada [17]. Pendapat tersebut selaras dengan penyempurnaan yang terus dilakukan oleh pengembang kurikulum di Indonesia. Seringkali kita mendengar istilah “ganti menteri pendidikan, ganti kurikulum”, padahal pergantian kurikulum sudah menjadi sesuatu yang biasa-biasa saja bagi negara di dunia dengan pendidikan yang maju. Hal itu dilakukan untuk mendorong relevansi pendidikan terhadap tantangan zaman, sehingga kurikulum yang diterapkan di lembaga pendidikan Indonesia tidak mungkin stagnan [18]. Pengembangan kurikulum bukan tentang abstraksi, akan tetapi mempersiapkan berbagai alternatif untuk tindakan yang merupakan inspirasi dari ide-ide dan beberapa penyesuaian lain yang dinilai penting [19]. Supaya kurikulum sesuai dengan perkembangan IPTEK maka harus memperhatikan kebutuhan masyarakat, industri, menyesuaikan dengan teknologi yang berkembang saat itu, menyesuaikan pola hidup, syarat dan tuntunan tenaga kerja, serta menginterpretasi kebutuhan individu dalam kerangka kepentingan IPTEK. Audrey Nicholls dan Howard Nicholls berpendapat bahwa pengembangan kurikulum ialah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar agar membawa peserta didik ke arah perubahan-perubahan yang diinginkan dan mengukur sampai di mana perubahan tersebut telah terjadi dalam diri peserta didik [19]. Saat ini pemerintah dan seluruh penggerak pendidikan terus berjuang dan bekerja sama untuk mengembangkan kurikulum. Sebagaimana perkembangan saat ini, banyak inovasi pembelajaran yang diimplementasikan di berbagai sekolah, contohnya multimedia pembelajaran interaktif online, untuk media pembelajaran online baik audio, visual, maupun audio visual di antaranya 1 Radio edukasi Kemdikbud, 2 suara edukasi, 3 Jogja belajar radio, 4 Podcast English first podcast untuk belajar listening bahasa Inggris, 5 Sumber belajar Kemdikbud audio, 6 Google classroom, 7 Microsoft teams, 8 Moodle, 9 Kelas digital rumah belajar Kemdikbud, 10 Zoom, 11 Ruang guru, 12 Zenius, 13 Quipper, 14 Visual novel berbasis gamifikasi dan banyak lagi aplikasi serta media lainnya, kemudian evaluasi pembelajaran dengan menggunakan yang dapat diakses melalui smartphone, iphone, ataupun komputer. Selain itu, peranan pendidik sangat penting dalam penyampaian materi ajar yang telah disusun dalam kurikulum. Dengan demikian, pengembangan IPTEK dalam pengembangan kurikulum harus dilakukan oleh pendidik melalui pemanfaatan media belajar, sumber belajar, sistem penyampaian, pengembangan dimulai dengan unit-unit belajar yang melibatkan berbagai langkah disertai dengan uji coba diteruskan dengan unit-unit lain. SIMPULAN Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut Pertama, lembaga pendidikan, khususnya jalur SAP Susunan Artikel Pendidikan Vol. 5 No. 1 Agustus 2020 p-ISSN 2527-967X e-ISSN 2549-2845 64 sekolah harus mampu menunjang dan mengantisipasi perkembangan IPTEK baik yang dihadapi saat ini maupun tantangan masa depan. Kedua, materi atau bahan ajar sepatutnya hasil perkembangan IPTEK kontemporer, baik berkaitan dengan hasil perolehan informasi, ataupun cara memperoleh informasi tersebut dan memanfaatkannya untuk masyarakat. Ketiga, pengembang kurikulum memperhatikan kebutuhan masyarakat, industri, pola hidup, lapangan kerja, serta menginterpretasi kebutuhan individu dalam kerangka kepentingan IPTEK supaya kurikulum sesuai dengan perkembangan IPTEK. Keempat, dibutuhkan pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan IPTEK yang akan memberi implikasi terhadap pengembangan sumber daya manusia. DAFTAR PUSTAKA [1] “Indeks Modal Manusia Indonesia Kalah Jauh dari Singapura dan Vietnam”. Jakarta, 2019. [2] M. I. Dacholfany. “Inisiasi Strategi Manajemen Lembaga Pendidikan Islam dalam Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia Islami di Indonesia dalam Menghadapi Era Globalisasi”. At-Tajdid, vol. 1, no. 1, pp. 1–13, 2017. [3] R. N. Sajidan. Peningkatan Proses Pembelajaran dan Penilaian Pembelajaran Abad 21 dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran SMK. Surakarta Direktorat Pembinaan SMK, 2018. [4] Munir. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung Alfabeta, 2010. [5] R. N. Siregar. “Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah”. Stud. Multidisipliner, vol. 4, no. 2, pp. 67–89, 2017. [6] Alhamuddin. “Sejarah Kurikulum di Indonesia”. Nur El-Islam, vol. 1, no. 2, pp. 48–58, 2014. [7] Z. Arifin. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung Remaja Rosdakarya, 2017. [8] R. Ariani. “Analisis Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pendidikan dalam Pengembangan Multimedia Interaktif Program Pasca Sarjana Pendidikan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang”. J. Penelit. Pembelajaran Fis., vol. 5, no. 2, pp. 155–162, 2019. [9] N. S. Sukmadinata. Pengembangan Kurikulum. Teori dan Praktek. Bandung Remaja Rosdakarya, 2017. [10] Nazwirman. “Pembangunan IPTEK di Indonesia”. Cakrawala, vol. 10, no. 1, pp. 43–49, 2010. [11] Nurmadiah. “Kurikulum Pendidikan Agama Islam”. J. AL-AFKAR, vol. III, no. Kurikulum, p. 43, 2014. [12] T. Suharto. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta AR-RUZZ MEDIA, 2013. [13] D. Sukirman & A. Nugraha. Landasan Pengembangan Kurikulum. 2014. [14] M. Ibrahim. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Biologi. Tangerang Selatan Universitas Terbuka, 2012. [15] M. Putri. “Manajemen Kurikulum Program Basic Technology Education Pendidikan Teknologi Dasar di SMP AL Kautsar Bandar Lampung”. Tesis. Universitas Lampung. Bandar Lampung, 2016. [16] O. Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta Bumi Aksara, 2013. [17] S. Subarkah. “Manajemen Pengembangan Kurikulum SMP Alam Al Aqwiya Cilongok Banyumas”. Tesis. IAIN Purwokerto, 2016. [18] M. Asri. “Dinamika Kurikulum di SAP Susunan Artikel Pendidikan Vol. 5 No. 1 Agustus 2020 p-ISSN 2527-967X e-ISSN 2549-2845 65 Indonesia”. Model. J. Progr. Stud. PGMI, vol. 4, no. 2, pp. 192–202, 2017. [19] O. Hamalik. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung Remaja Rosdakarya, 2010. ... Peningkatan kualitas dalam penguasaan IPTEK tergantung pada kurikulum yang digunakan di sekolah. Hal ini sejalan dengan pendapat Camelia 2020, dalam pengembangan kurikulum harus tetap memperhatikan kebutuhan masyarakat yang akan menggunakannya, industri, pola hidup, dan lapangan kerja, serta menginterpretasi kebutuhan kehidupan dalam kerangka kepentingan IPTEK. Kurikulum yang digunakan Indonesia sekarang merupakan hasil penerapan dari UU No 32 tahun 2013, yaitu kurikulum 2013 atau sering disebut K13. ...Irwan SimanihurukPenelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan LKPD berbasis REACT pada materi energi dan usaha yang layak digunakan untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar peserta didik. Jenis penelitian ini merupakan Research and Develoment R&D menggunakan model 4D oleh Thiagarajan. Subjek dalam penelitian ini adalah ahli desain, ahli materi, ahli pembelajaran, guru fisika dan peserta didik kelas X MIA 1 SMA N 8 Medan yang berjumlah 29 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari angket uji kelayakan ahli desain, ahli materi, dan ahli pembelajaran, angket penilaian guru, lembar observasi, instrumen soal pretest-posttest KPS, soal hasil belajar serta angket respon pengguna terhadap LKPD berbasis REACT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKPD berbasis REACT yang dikembangkan berada kategori sangat layak digunakan dalam proses pembelajaran berdasarkan hasil uji validasi ahli desain 96,43%, ahli materi 92,86%, ahli pembelajaran 96,67% dan guru fisika 91,07%. Pada uji coba LKPD diperoleh hasil observasi 86,08% dan respon peserta didik 90,64%. Berdasarkan perhitungan N-gain, LKPD berbasis REACT termasuk dalam kategori sedang untuk meningkatkan KPS peserta didik dengan nilai 0,68. Hasil ketuntasan belajar peserta didik sebesar 86,21% dan rata-rata hasil belajar 84,60. Dengan demikian disimpulkan bahwa LKPD berbasis REACT layak, praktis, dan efektif digunakan untuk meningkatkan KPS dan hasil belajar peserta didik.... Ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan dengan sangat cepat seiring dengan peningkatan sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi khususnya dibidang pendidikan sangat luar biasa. Salah satu bagian dari teknologi yang sudah dimanafaatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah multimedia Camelia, 2020. Dalam bidang pendidikan teknologi sangat mendukung perubahan dari pembelajaran konvesional menuju pembelajaran berbasis teknologi Sujono, 2017. ...Ria Nofia Fadriati FadriatiNurlaila NurlailaAnnisaul KhairatThe lesson material in Class VIII Fiqh subject at MTsN 5 Tanah Datar does not vary and is less attractive to students so based on a needs analysis an integrative-based e-module is needed using Flip Pdf Corporation. This study aims to determine the results of the validity and results of the practice of integrative-based e-modules on the subject matter of halal and haram food and beverages in Islamic Jurisprudence subjects at MTsN 5 Tanah Datar. The research method used is research and development research and development of the 4D model through four stages of define, design, develop and disseminate. The research that the researchers did was only the 3 D stage, namely define, design, develop. The test subjects in this study were 26 class VIII students. The instruments for collecting data in this study were validity sheets and practicality sheets. Quantitative data analysis techniques in this study used Aiken V with a minimum validity and practicality score of 71. Qualitative data analysis techniques used quantitative descriptive data analysis techniques. The results of this study indicate that the results of validating the development of an integrative Jurisprudence module on halal and haram food materials using the Flip Pdf Corporation application for Madrasah Tsanawiyah is 83% with a very valid category. While the practicality result is 88% in the very practical and usable category.... Education is a human need to improve quality and human resources Ningrum, 2016. Education always undergoes changes, developments, and improvements in accordance with the development of science Camelia, 2020. Developments in the field of education include various components involved, be it the implementation of education in the field teacher competence and quality of educators, the quality of educators, curriculum tools, and facilities and infrastructure. ...Muhammad Rafsan WiratamaMuhammad Irvan Fadillah RamadhanPrayoga BestariDede IswandiThis research is motivated by the negative impact of the rapid development of globalization which is the main cause of the decline in the sense of nationalism. The decline in the spirit and attitude of nationalism among the youth is currently getting higher. Youth who should have a sense of love and pride for their country, in fact, have an indifferent attitude that results in their laziness to participate in the flag ceremony, undisciplined, preferring foreign products, and ashamed to wear their own nation's cultural attributes such as the use of batik. This opinion caused various problems among students, namely during the flag ceremony there were still many students who were not disciplined, some did not participate in the flag ceremony at all, did not memorize the Indonesian national anthem, did not memorize Pancasila, did not follow the rules and regulations, and do not respect each other. This research uses a qualitative approach and case study research methods. Data collection techniques carried out in this study were interviews, observations, and documentation studies as well as data analysis techniques by means of data reduction, data presentation, conclusion drawing, and verification as well as data validity. The results of this study indicate that a The Rengasdengklok historical site is relevant to be used as a learning resource for Civics because it is full of struggle values that can be used to increase the students' spirit of nationalism. b The role of teachers in schools is quite good by coordinating with schools and accommodating students well. c The results from the use of historical sites have quite an impact as shown by changes in students' attitudes towards a better direction. d while in the process of utilization, there are obstacles and ways to overcome them. External and internal constraints can be resolved by coordination between all elements such as the principal, vice principal of the curriculum section, PPKn teachers, and students.... Science and technology result from human ideas and are objective so that it is readily accepted and reached by the community. A nation will experience a setback because the people in it cannot utilize natural resources in terms of science and technology [2]. The innovations made to the science of agricultural production and the application of advanced technology have a significant impact on agricultural output. ...R A MaulanaE AntriyandartiThe establishment of agricultural institutions is necessary to pay more attention to the future of agriculture. Agricultural Extension Board is one of the institutions created by the government to help disseminate agricultural information, knowledge, and technology to farmers. The research was conducted in the karst area of Girisubo sub-district, Gunungkidul district, which is a dry area with various limitations in natural resources for agricultural activities. This study aims to determine the role and strategy of the Agricultural Extension Board in transferring knowledge and technology to farmers so that innovation has a significant impact on agricultural yields. This study uses a descriptive method through observation, interview, field practice, and exploratory approach. The results showed that the transfer of knowledge and technology activities was carried out in several stages prepared in advance within three months using a communication strategy with educative techniques. The transfer of knowledge and technology schedule is contained in the LAKU SUSI Latihan Kunjungan dan Supervisi /Visiting and Supervision Training program in the fostered villages in the karst area.... Koresponden author Muhammad Arvin Wicaksono Email 3020210011 artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi CC BY SA 2022 Pendahuluan Dengan Pesatnya Kemajuan dan Perkembangan IPTEK dinilai dapat mempengaruhi segala aspek kehidupan dan kegiatan pada masyarakat Camelia, 2020. Munculnya Internet mengakibatkan hal demikian dapat terjadi karena Internetlah yang dapat dikatakan sebagai penjelajahan dunia secara digital dan masyarakat pun terhadap perilaku-perilaku baru tentu akan beradaptasi, misalnya seperti berkaitan dengan informasi yang transparan dan berbagai aspek yang dipermudah akibat adanya internet. ...Wibisono OedoyoHerangga HeranggaPriscillia Putri Hermin Purnomo Muhammad Arvin WicaksonoAdjustment of relations between parties and places of communication is not only pegged to space and time, this happens because of the sophisticated technology and ease of communication that has developed rapidly as a result of the big changes in the Industrial Revolution Era The activity of resolving business dispute problems during this pandemic is greatly helped by the existence of electronic arbitration whose implementation process can be carried out using various existing arbitration institutions. Writing this journal aims to explain and urge the public that resolving business disputes can use arbitration institutions and be accompanied by legal force. Using normative and empirical legal research methods is the right solution in compiling this research, and taking a legislative and comparative law approach is expected to complete this research. As long as the provisions of Law no. 30 of 1999 concerning Arbitration and Alternative Dispute Resolution UUAAPS goes hand in hand, so the electronic arbitration arrangements and procedures remain in effect. The need for Law Number 19 of 2016 concerning Amendments to Law Number 11 of 2008 concerning Information and Electronic Transactions as the legal basis for supporting the provisions of Article 4 paragraph 3 of the AAPS Law is to strengthen the regulations in Article 4 paragraph 3 of the AAPS Law. So it can be concluded that carrying out Electronic Arbitration in Indonesia during the COVID-19 pandemic is very helpful for business actors to be able to resolve their disputes because the convenience of these electronic devices makes business actors more efficient in running their PamujiKholid MawardiMerdeka curriculum provides an opportunity for every teacher to express their creativity and ideas in curriculum development efforts, including Islamic Religious Education PAI teachers at the elementary school level. One of them is an adequate response to the existence of multiculturalism in social life which is sunatullah. This study aimed to discover the implementation pattern of multiculturalism-based Islamic Religious Education PAI curriculum development in the Merdeka curriculum and its relationship with the teacher's role as a curriculum developer, especially at the elementary school level. This research is based on a literature study using a descriptive-qualitative method aimed at collecting data through documentation techniques, both in printed and electronic form. The data analysis was carried out in three stages editing, organizing, finding, and conducting further analysis. The results of the study show that a multicultural-based curriculum development pattern can be carried out in the Islamic Religious Education teaching module in the Merdeka curriculum, especially in the sections learning objectives, Pancasila student profiles, apperception, and triggering questions, learning methods and activities, assessment instruments, reflection, and enrichment techniques. Multicultural values that can be included as content in curriculum development include tolerance, equality, justice, and democracy freedom. The development is carried out by incorporating the value of multiculturalism, which includes equality, justice, democracy freedom, and SupriadiDedy Heri WibowoChairul Anam AfganiPerkembangan dari kurikulum senantiasa mengacu pada suatu pemikiran yang menjadi dasar pertimbangan tertentu yang perlu dipedomani oleh satuan pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi lingkungan strategis, mengevaluasi implementasi kurikulum operasional dan merumuskan inovasi terhadap pengembangan penyusunan kurikulum Berbasis kemaritiman di Sekolah Menengah Kejuruan, ditinjau dari aspek karakteristik satuan pendidikan, visi misi dan tujuan, pengorganisasian Pembelajaran, perencanaan pembelajaran serta evaluasi dan pendampingan. Penelitian dilaksanakan dengan desain penelitian kuantitatif. Tempat penelitian di SMK Negeri 1 Alas kabupaten pengumpulan data menggunakan angket. Data yang sifatnya kuantitatif, dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, sedangkan data yang bersifat kualitatif akan diinterpretasikan secara kualitatif untuk mengungkap makna yang tersirat di dalamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 85% proses implementasi kurikulum telah sesuai dengan aspek komponen pengembangan kurikulum. Berbagai masalah yang ditemukan antara lain pendampingan kurikulum yang masih terbatas, peran stakeholder yang belum optimal, kualitas dan kompetensi SDM dalam pendampingan kurikulum yang masih kurang. Agar implementasi kurikulum operasional satuan pendidikan dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan dukungan semua stakeholder, penguatan indikator kemaritiman sebagai muatan utama, dan pendampingan pengembangan kurikulum menggunakan pola cluster satuan Nauli SiregarBasic Islamic education curriculum is the Qur'an and Hadith, but not explained in detail. In the Qur'an and Hadith The term curriculum is more directed at the points of material that will be taught to students. PAI curriculum orientation refers to the development of values, community needs, talents and interests of students, opportunities for workers, and adjustments to the development of science and technology. In planning the curriculum, the main ones are the goals to be achieved according to various parties, curriculum content to support the achievement of goals, strategies in developing the curriculum, and evaluation as a tool to measure learning completeness and achievement of NurmadiahKurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan. Tujuan pendidikan disuatu bangsa atau negara ditentukan oleh falsafah dan pandangan hidup bangsa atau negara tersebut. Berbedanya falsafah dan pandangan hidup suatu bangsa atau negara menyebabkan berbeda pula tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan tersebut dan sekaligus akan berpengaruh pula terhadap negara tersebut. Begitu pula perubahan politik pemerintahan suatu negara mempengaruhi pula bidang pendidikan, yang sering membawa akibat terjadinya perubahan kurikulum yang berlaku. Dengan demikian kurikulum senantiasa bersifat dinamis guna lebih menyesuaikan dengan berbagai perkembangan yang terjadi. Kurikulum PAI memiliki kedudukan sangat penting untuk membentuk kepribadian seseorang. Dalam kenyataannya, guru PAI sebagai pelaksana kurikulum masih belum memahami hakikat kurikulum. Masih banyak pendidik PAI yang menyusun silabus dan RPP sebagai bagian dari kurikulum hanya untuk administrasi. Dengan memahami kurikulum, para pendidik dapat memilih dan menentukan tujuan pembelajaran, metode, teknik, media pengajaran dan alat evaluasi pengajaran yang sesuai dan tepat. Untuk itu dalam melakukan kajian terhadap keberhasilan sistem pendidikan ditentukan oleh tujuan yang realistis, dapat diterima oleh semua pihak, sarana dan organisasi yang baik, intensitas pekerjaan yang realistis tinggi dan kurikulum yang tepat guna. Oleh karena itu sudah sewajarnya para pendidik dan tenaga kependidikan bidang pendidikan Islam memahami kurikulum serta berusaha mengembangkannya. Komponen kurikulum dalam pendidikan sangat berarti karena merupakan operasionalisasi tujuan yang dicita-citakan, bahwa tujuan tidak akan tercapai tanpa keterlibatan kurikulum Modal Manusia Indonesia Kalah Jauh dari Singapura dan "Indeks Modal Manusia Indonesia Kalah Jauh dari Singapura dan Vietnam". Jakarta, Proses Pembelajaran dan Penilaian Pembelajaran Abad 21 dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran SMKR N SajidanR. N. Sajidan. Peningkatan Proses Pembelajaran dan Penilaian Pembelajaran Abad 21 dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran SMK. Surakarta Direktorat Pembinaan SMK, Kurikulum di IndonesiaM AsriM. Asri. "Dinamika Kurikulum di Indonesia". Model. J. Progr. Stud. PGMI, vol. 4, no. 2, pp. 192-202, Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pendidikan dalam Pengembangan Multimedia Interaktif Program Pasca Sarjana Pendidikan Fisika, FMIPA Universitas Negeri PadangR ArianiR. Ariani. "Analisis Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pendidikan dalam Pengembangan Multimedia Interaktif Program Pasca Sarjana Pendidikan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang". J. Penelit. Pembelajaran Fis., vol. 5, no. 2, pp. 155-162, Kurikulum. Teori dan Praktek. Bandung Remaja RosdakaryaN S SukmadinataN. S. Sukmadinata. Pengembangan Kurikulum. Teori dan Praktek. Bandung Remaja Rosdakarya, IPTEK di IndonesiaNazwirmanNazwirman. "Pembangunan IPTEK di Indonesia". Cakrawala, vol. 10, no. 1, pp. 43-49, SuhartoT. Suharto. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta AR-RUZZ MEDIA, 2013.

Pendidikanformal adalah pendidikan yang ditamatkan melalui sekolah yang diakui oleh pemerintah. Proses pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu proses untuk meningkatkan potensi yang ada pada manusia sebagai individu, yang selanjutnya dapat memberikan sumbangan kepada keberdayaan masyarakat lokal, kepada masyarakat bangsanya, dan akhirnya kepada masyarakat global (H.A.R. Tilaar: 1997).

Mila Rosa Jakarta Penyanyi Mila Rosa boleh berbangga diri dengan pencapaiannya di dunia akademik. Lama menepi dari aktifitas bermusik karena statusnya sebagai dosen, Mila Rosa justru menambah jam terbang sebagai pengajar. Keinginannya untuk terus belajar dan mengamati perkembangan ilmu pengetahuan terkini, mengantar pelantun lagu "Cubit Cubit Sayang" menjadi doktor. Mila Rosa diketahui mendapatkan gelar Doktor Ilmu Manajemen dari Universitas Persada Indonesia Jakarta. Baginya, gelar tersebut merupakan pencapaian membanggakan di dunia akademis yang selama ini digelutinya. "Ada beberapa hal yang mendasari saya kuliah lagi ya, salah satunya adalah karena kegiatan saya banyak berkecimpung dengan instansi pemerintahan," kata Mila Rosa saat ditemui di kawasan Bekasi, Jawa Barat, Kamis, 8 Juni 2023. Mila Rosa diketahui mendapatkan gelar Doktor Ilmu Manajemen dari Universitas Persada Indonesia JakartaMila Rosa mengaku haus akan ilmu pengetahuan. Terutama soal dunia ekonomi yang selama ini menjadi konsentrasinya di dunia akademisi. "Saya merasa begitu banyak yang harus saya pelajari terkait perkembangan segala hal yang begitu cepat. Mulai dari peraturan-peraturan pemerintah, perubahan situasi ekonomi yang sangat fluktuatif dan isu-isu yang berkembang lainnya," Mila Rosa menguraikan. Mendidik AnakSukses di dunia akademis tak cuma membuktikan kemampuan Mila Rosa dalam mempelajari ilmu pengetahuan. Gelar doktor yang diraihnya sekaligus dijadikan sebagai contoh untuk mendidik anak. "Saya juga merasa bahwa untuk mendidik anak-anak saya, saya harus belajar lagi agar bisa menyeimbangkan perkembangan ilmu dan pelajaran-pelajaran yang ada pada anak saya," dia menuturkan. Upgrade Ilmu"Dan karena saya dosen, hal belajar dan kuliah lagi ini menjadi kewajiban buat saya untuk meng-upgrade ilmu," Mila Rosa menegaskan. Untuk meraih gelar doktor, diterangkan Mila Rosa, ia menulis disertasi tentang munculnya Undang-Undang Perpajakan tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan 2021 yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Oktober 2021, terkait terjadinya perubahan perkembangan dunia usaha akibat pandemi Covid 2020 lalu. Ia juga meneliti adanya peraturan baru dari Pemerintah melalui HPP dari sisi marketing. "Apakah ada pengaruh HPP ini dengan minat melaporkan pajak. Oleh sebab itu disertasinya saya beri judul Pengaruh Pengetahuan Pajak Pelaksanaan Pelaporan Pajak dan Komunikasi Terhadap Nilai Pelayanannya Serta Implikasi Pada Minat Melaporkan Pajak di KPP Cibitung," dia memungkasi. * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. PerkembanganIlmu Pengetahuan pada Masa Dinasti Abbasiyah. Pada masa Dinasti Abbasiyah kehidupan peradaban Islam sangat maju, sehingga pada masa itu dikatakan sebagai jaman keemasan Islam. Kaum muslimin telah menggapai puncak kemuliaan dan kekayaan, baik itu di bidang kekuasaan, politik, ekonomi, dan terlebih lagi dalam bidang kebudayaan dan
Abstrak Filsafat ilmu merupakan cabang ilmu filsafat yang lahir sekitar akhir abad ke-19 atau menjelang abad ke-20. Perkembangan ilmu pengetahuan yang mencapai puncaknya pada abad ke-19 di masa August Comte dan para penerusnya, yang cenderung menjadikan ukuran kebenaran ilmu pada tataran positivistik, menjadikan ilmu pengetahuan semakin terlepas dari asumsi dasar filsafatnya. Hal inilah yang mengilhami lahirnya filsafat ilmu yang pada gilirannya mempunyai posisi yang amat urgen penting dalam ilmu pengetahuan. Urgensi filsafat ilmu dapat dilihat dari peranannya sebagai mitra dialog yang kritis terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu juga mencoba memperkenalkan diskursus ilmu pengetahuan secara utuh-integral-integratif. Filsafat ilmu juga menegaskan nilai moral-aksiologis bagi perkembangan ilmu pengetahuan, dan masih banyak lagi. Pada intinya, filsafat ilmu dapat berdiri di tengah-tengah cabang ilmu pengetahuan sebagai pengontrol dan pengarah bagi penerapannya. Kata Kunci Filsafat Ilmu dan Ilmu Pengetahuan Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free PERANAN FILSAFAT ILMU BAGI PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN Oleh M. Nafiur Rofiq Dosen tetap Institut Agama Islam Al-Falah as-Sunniyyah Abstrak Filsafat ilmu merupakan cabang ilmu filsafat yang lahir sekitar akhir abad ke-19 atau menjelang abad ke-20. Perkembangan ilmu pengetahuan yang mencapai puncaknya pada abad ke-19 di masa August Comte dan para penerusnya, yang cenderung menjadikan ukuran kebenaran ilmu pada tataran positivistik, menjadikan ilmu pengetahuan semakin terlepas dari asumsi dasar filsafatnya. Hal inilah yang mengilhami lahirnya filsafat ilmu yang pada gilirannya mempunyai posisi yang amat urgen penting dalam ilmu pengetahuan. Urgensi filsafat ilmu dapat dilihat dari peranannya sebagai mitra dialog yang kritis terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu juga mencoba memperkenalkan diskursus ilmu pengetahuan secara utuh-integral-integratif. Filsafat ilmu juga menegaskan nilai moral-aksiologis bagi perkembangan ilmu pengetahuan, dan masih banyak lagi. Pada intinya, filsafat ilmu dapat berdiri di tengah-tengah cabang ilmu pengetahuan sebagai pengontrol dan pengarah bagi penerapannya. Kata Kunci Filsafat Ilmu dan Ilmu Pengetahuan A. Pendahuluan Semenjak masa Renaissance yang disusul dengan Aufklaerung abad XVIII, filsafat sebagai “induk” cabang-cabang ilmu pengetahuan ditinggalkan oleh “anak-anaknya” cabang-cabang ilmu pengetahuan. Cabang-cabang ilmu pengetahuan bersama “anak kandungnya” teknologi cenderung berdiri secara mandiri. Dalam perjalanannya kemudian, ilmu pengetahuan dan teknologi iptek mengalami kemajuan sangat pesat dan menghasilkan temuan-temuan spektakuler, sehingga berdampak luas terhadap peradaban hidup manusia. Ada kecenderungan, bahwa ilmu pengetahuan dipelajari dan diterapkan terlepas dari asumsi-asumsi dasar filsafatnya. Berbagai permasalahan yang timbul –baik teoritis maupun praktis- ditinjau dari sudut pandang masing-masing disiplin ilmu dan diterjemahkan dengan bahasa teknisnya sendiri-sendiri. Akibatnya komunikasi antar ilmu pengetahuan sulit dari itu, perkembangan ilmu pengetahuan amat mempengaruhi kehidupan dan perlu mendapat perhatian, karena bisa berdampak pada perilaku anti-kemanusiaan atau mengganggu keseimbangan antar individu dan masyarakat serta lingkungannya. Misalnya, eksploitasi alam, komersialisasi ilmu, penerapan iptek yang merusak, dls. Dari sini, Koento Wibisono, Pengertian tentang Filsafat, Hand Out, Yogyakarta Program Pascasarjana Filsafat UGM, 2005a, 1. menurut T. Jacob, perlu adanya etika ilmiah dalam semua bidang disiplin ilmu pengetahuan. Bersamaan dengan berbagai permasalahan yang timbul akibat kemajuan iptek dan adanya spesialisasi di semua disiplin ilmu yang berkembang secara mandiri, ilmu pengetahuan kehilangan sifatnya yang utuh-integral-integratif; masing-masing menjadi terisolasi. Terasa adanya kebutuhan saling “menyapa” antar sesama ilmu pengetahuan, sehingga upaya untuk membangun suatu academic community dalam arti kata yang sebenarnya menjadi amat diperlukan. Menurut Koento Wibisono, sudah tiba saatnya untuk menyediakan suatu “overview” sebagai jaringan untuk menunjukkan keterkaitan antar sesama cabang ilmu pengetahuan, sehingga ilmu pengetahuan beserta kebenaran ilmiah yang ingin dicapainya tidak dipandang sebagai “barang jadi yang sudah selesai”; mandeg dalam kebekuan dogmatis-formalistik. Visi dan orientasi bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu “pengembaraan yang tidak pernah mengenal titik-henti” –a never ending process- harus disadari oleh semua pihak. Dari uraian tersebut di atas, bahwa perkembangan ilmu pengetahuan yang tidak hanya berimplikasi secara positif tetapi juga negatif, maka dibutuhkan sarana kritik dan mitra dialog yang dapat dipertanggungjawabkan bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Adanya kebutuhan untuk saling merekatkan hubungan antar berbagai disiplin ilmu agar bisa saling “menyapa” juga menjadi penting. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, filsafat ilmu dianggap mampu menjadi mediasi antar berbagai cabang ilmu pengetahuan agar bisa saling “menyapa”. Filsafat ilmu dapat mendemonstrasikan ilmu pengetahuan secara utuh-integral-integratif. Filsafat ilmu bisa sebagai mitra dialog yang kritis bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, menjadi amat penting untuk mengangkat tema “Peranan Filsafat Ilmu bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan”. B. Sekedar Mengenal Filsafat Ilmu Berbicara tentang filsafat ilmu, perlu diajukan suatu pertanyaan pada diri sendiri, sejauh mana cabang filsafat ini mempunyai makna dan relevansi dengan masalah-masalah praktis yang urgen dan mendesak, yang menuntut penyelesaian secara praktis, seperti, masalah lapangan kerja bagi lulusan perguruan tinggi, semakin terbatasnya dana dan fasilitas pendidikan, dls. Seiring dengan itu ada satu anggapan bahwa kehadiran filsafat ilmu ini terlalu dini di satu pihak, namun juga dianggap terlambat di pihak lain. Masih terlalu dini karena oleh sementara kalangan dianggap sebagai suatu kemewahan, non-ekonomis, membuang-buang waktu, sulit dimengerti, tidak pragmatis; namun juga sudah agak terlambat karena semakin terasa adanya berbagai masalah fundamental yang membutuhkan landasan pemikiran yang mendasar dalam T. Jacob, “Etika Ilmiah dan Pancasila”, dalam Soeroso dkk., Pancasila sebagai Orientasi Pengembangan Ilmu, Yogyakarta Kedaulatan Rakyat, 56-58. Koento Wibisono, Pengertian tentang Filsafat, 1 menanggulanginya, seperti, masalah kebebasan mimbar dan akademik, peningkatan mutu pendidikan yang kurang jelas ukurannya, Ilmu Filsafat dan Filsafat Ilmu Barat a. Ilmu Filsafat Secara historis ilmu filsafat berbeda dengan filsafat ilmu. Ilmu filsafat berarti filsafat sebagai cabang ilmu, sedangkan filsafat ilmu berarti filsafat mewarnai seluruh disiplin keilmuan. Filsafat sebagai ilmu tidak jauh beda dengan cabang-cabang ilmu pengetahuan yang lain. Dalam artian memiliki sistematika sebagai berikut 1 Gegenstand, yaitu suatu objek sasaran untuk diteliti dan diketahui menuju suatu pengetahuan, kenyataan, atau kebenaran. 2 Gegenstand tadi terus menerus dipertanyakan tanpa mengenal titik henti. 3 Setelah itu ada alasan atau motif tertentu, dan dengan cara tertentu mengapa Gegenstand tadi terus-menerus dipertanyakan. 4 Rangkaian dari jawaban yang dikemukakan kemudian disusun kembali ke dalam satu kesatuan Koento Wibisono, ilmu filsafat adalah ilmu yang menunjukkan bagaimana upaya manusia yang tidak pernah menyerah untuk menentukan kebenaran atau kenyataan secara kritis, mendasar, dan integral. Oleh karena itu dalam filsafat, proses yang dilalui adalah refleksi, kontemplasi, abstraksi, dialog, dan evaluasi menuju suatu sintesis. Ilmu filsafat filsafat sebagai ilmu mempertanyakan hakikat substansi atau “apanya” dari objek sasaran yang dihadapinya dengan menempatkan objek itu pada kedudukannya secara utuh. Hal ini berbeda dengan ilmu-ilmu cabang yang lain, yang hanya melihat pada satu sisi atau dimensi saja. Ilmu filsafat dalam menghadapi objek material manusia, yang ingin dicari ialah apa hakikat manusia itu, apa makna kehadirannya serta tujuan hidup baik dalam arti imanen maupun transenden. Dengan melihat objek material manusia hanya pada satu sisi atau dimensi saja, ilmu-ilmu cabang tumbuh menjadi ilmu sosiologi, antropologi, hukum, ekonomi, politik, psikologi, dan lain Filsafat Ilmu Barat Di zaman modern, terasa adanya kekaburan mengenai batas-batas antara cabang ilmu yang satu dengan yang lain, sehingga interdependensi dan inter-relasi ilmu menjadi semakin terasa dibutuhkan. Atau justru yang terjadi sebaliknya, antara ilmu pengetahuan yang satu dengan yang lain saling terpisah secara dikotomis tanpa adanya kemauan untuk saling ”menyapa”. Oleh karena itu diperlukan “overview” untuk meletakkan jaringan interaksi agar berbagai disiplin ilmu bisa “saling menyapa” menuju hakikat ilmu yang integral dan integratif. Kehadiran etik dan moral menjadi semakin dirasakan pentingnya. Sikap pandang Ibid, 3 Ibid Ibid, 5. Ibid, 4. bahwa “ilmu adalah bebas nilai” semakin ditinggalkan. Tanggung jawab dan integritas seorang ilmuwan kini sedang perjalanannya kemudian, timbul kebutuhan untuk mengembangkan filsafat ilmu philosophy of science, yang memang amat penting dalam memberikan nilai atau aksiologi terhadap perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi–disamping juga penting untuk memberikan batas-batas keilmuan agar tidak kabur. Akhir-akhir ini filsafat ilmu ilmunya ilmu juga digalakkan di kalangan beberapa perguruan tinggi atau program studi demi menghadapi implikasi-implikasi -baik positif maupun negatif- perkembangan ilmu pengetahuan bagi kehidupan umat manusia. Filsafat ilmu –pen. sebagai ilmu kritis,diharapkan ikut berperan sebagai dasar dan arah dalam penyelesaian masalah-masalah fundamental di bidang sosial, ideologi, politik, ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya. Selain itu, filsafat ilmu diharapkan mampu menjadi mitra dialog dan sarana kritik terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu merupakan kelanjutan daripada epistemologi. Epistemologi merupakan pengetahuan yang mendasarkan diri pada sumber atau sarana tertentu seperti panca indera, akal verstand, akal-budi vernunft dan intuisi. Dari situ berkembanglah berbagai macam “school of thought”, yakni rasionalisme Descartes, empirisme John Locke, kritisisme Immanuel Kant, positivisme August Comte, fenomenologi Husserl, eksistensialisme Sartre konstruktivisme Fayerabend, dan seterusnya. Hakikat ilmu yang merupakan tiang penyangga bagi eksistensi ilmu dan menjadi objek formal filsafat ilmu adalah ontologi, epistemologi, dan ilmu meliputi hakikat ilmu, kebenaran, dan kenyataan yang inheren dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi filsafati tentang apa dan bagaimana yang “ada” itu. Faham Monisme yang terpecah menjadi idealisme/spiritualisme, materialisme, dualisme, pluralisme, dengan berbagai nuansanya, merupakan faham ontologik yang pada akhirnya menentukan pendapat bahkan “keyakinan” mengenai apa dan bagaimana yang “ada” sebagaimana manifestasi kebenaran yang ilmu meliputi sumber, sarana, dan tata-cara menggunakan sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan ilmiah. Perbedaan mengenai pilihan landasan Koento Wibisono, “Ilmu Pengetahuan, sebuah Sketsa umum mengenai Kelahiran dan Perkembangannya sebagai Pengantar untuk Memahami Filsafat Ilmu”, dalam Koento Wibisono, Hubungan Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya, Hand Out, Yogyakarta Program Pascasarjana Filsafat UGM, 2005b, 10-11. Archie Bahm, J., What is Science, Albuquerge, New Mexico World Books, 1980, 36. Magnis Suseno, Filsafat sebagai Ilmu Kritis, Yogyakarta Kanisius, 1992. Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu, Jakarta Sinar Harapan, 1984. Lihat Koento Wibisono, ”Ilmu Pengetahuan, sebuah Sketsa umum mengenai Kelahiran dan Perkembangannya sebagai Pengantar untuk Memahami Filsafat Ilmu”, dalam Koento Wibisono, Hubungan Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya, 12-13. ontologik akan dengan sendirinya mengakibatkan perbedaan dalam menentukan sarana yang akan dipilih. Akal verstand, akal budi vernunft, pengalaman, atau kombinasi antara akal dan pengalaman, intuisi, merupakan sarana yang dimaksud dalam epistemologi, sehingga dikenal adanya model-model epistemologi seperti rasionalisme, empirisme, kritisisme atau rasionalisme kritis, positivisme, fenomenologi, eksistensialisme, konstruktivisme, dls. Aksiologi ilmu meliputi nilai-nilai values yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau keyataan sebagaimana dijumpai dalam kehidupan yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti, kawasan sosial, simbolik, atau fisik-material. Lebih Dari itu nilai-nilai juga ditunjukkan oleh aksiologi sebagai suatu “condition sine quanon” yang wajib dipatuhi dalam kegiatan manusia, baik dalam melakukan penelitian maupun dalam penerapan ilmu. Sementara itu objek material dari filsafat ilmu adalah segala ilmu pengetahuan. 2. Filsafat Ilmu Islam Filsafat ilmu dalam Islam mengenal tiga aliran besar; bayani telaah teks, irfani rasio-intuisi, dan burhani empiri. Paradigma filsafat ilmu Islam merentang dari empirik-sensual, empirik-logik, empirik-etik, dan empirik-transendental. Filsafat ilmu Barat tidak menyentuh dataran ilmu dalam Islam, oleh Noeng Muhadjir disebut dengan non-tasyri’ atau cum scientific dalam bahasa Mukti Ali. Hal ini meliputi tajdid dan ijtihad atau usaha pembaharuan. Ini bisa berupa pembuatan telaah secara baik dalam wujud tafsir atau ta’wil dari wahyu pada persoalan yang bisa dijangkau akal; bukan persoalan yang ghaib seperti dzat Allah, sebab itu adalah urusan Allah, dan akal tidak akan dapat mencapai pemahaman yang baik, bahkan bisa mengarah pada kesesatan. Dalam bahasa Amin Abdullah, kawasan ilmu dalam Islam disebut dengan historisitas. Dalam perkembangannya, filsafat ilmu irfani menjurus dalam aksentuasi yang beragam. Irfani yang lebih menekankan intuisi berkembang ke ilmu kalam dengan telaah dialektik addalaalah dalil-dalil, yang akhirnya menolak telaah filsafat. Irfani yang dikembangkan dalam fiqh mengarah ke telaah dialektika al-’illah argumentasi; mendialektikakan antara kata dan makna. Irfani dalam tafsir mengarah ke epistemologi lughawiyah bahasa; membuat telaah tekstual dan menggunakan logika koherensi. Filsafat ilmu bayani menjadi aliran dominan dalam ulumiddin ilmu-ilmu agama. Irfani Noeng Muhadjir, Filsafat Islam Telaah Fungsional, Suplemen Filsafat Ilmu edisi II, Yogyakarta Rake Sarasin, 2003, 1. Lihat al-Qur’an al-Karim; lihat juga dalam Noeng Muhadjir, Ibid Amin Abdullah, Studi Agama Normativitas atau Historisitas, cet 2, Yogyakarta Pustaka Pelajar, 1999 berkembang secara beragam dan juga dominan dalam ulumiddin. Sementara burhani tidak begitu punya tempat untuk berkembang dalam ilmu Barat menempatkan empiri sebagai sarana yang dominan. Rasio perlu tunduk pada bukti empiri. Pada zaman Rasulullah Saw. banyak empiri menjadi landasan keputusan Rasul. Ketika Rasul menawarkan strategi perangnya, ada sahabat yang bertanya, apakah itu wahyu atau pendapat Rasul? Oleh karena itu pendapat Rasul maka Rasul menerima strategi yang ditawarkan oleh bahwa Yunani merupakan induknya ilmu murni, sedangkan Islam adalah induk teknologi. Mengapa umat Islam sekarang memusuhi teknologi? Memang iptek dahulu adalah teistik, sedang iptek sekarang sekuler. Tugas ilmuwan muslim adalah mengembalikan iptek menjadi teistik. Filsafat paripatetik diskusi jalan-jalan Yunani telah ditradisikan dalam filsafat Islam Andalusia, yang corak kerjanya dengan metode eksperimental dengan pembuktian logika matematik-korespondensi. Dapat dibayangkan bagaimana rumitnya matematika bila menggunakan angka lain selain Arab 0. Arti angka 0 memecahkan arti filsafat spekulatif Yunani; tidak ada yang demikian jalur tradisi keilmuan iptek sekarang adalah Yunani sebagai induk ilmu yang lebih konseptual teoritik. Sementara iptek yang sekarang berkembang dalam integrasi rasionalitas dengan pencermatan empirik-eksperimental telah dirintis ilmuwan Islam Andalusia. Persoalannya, mengapa Islam tertinggal saat ini? Umat Islam telah memilih menyelamatkan hidup di akhirat dan meninggalkan dunia. Padahal Allah telah menjanjikan bahwa hidup di dunia memberikan kebaikan bagi yang beriman dan yang tidak beriman. Kehidupan akhirat memberikan kebahagiaan bagi yang beriman. C. Sekilas tentang Ilmu Pengetahuan 1. Memahami Substansi Ilmu Pengetahuan Ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan, sebab tubuh pengetahuannya bukan saja mempunyai kerangka pemikiran yang logis melainkan juga telah teruji. Ilmu pengetahuan merupakan produk dari proses berfikir, meski tidak semua kegiatan berfikir dapat digolongkan dalam pengetahuan ilmiah. Umpamanya saja lamunan, ini merupakan berfikir rasional tetapi tidak ilmiah karena tidak T. Jacob, ilmu pengetahuan merupakan suatu sistem yang dikembangkan manusia mengenai hidup dan lingkungannya, menyesuaikan diri dengan lingkungannya, serta menyesuaikan lingkungan dengan dirinya dalam rangka strategi pengembangan Noeng Muhadjir, 1 Telusuri di al-Hadits al-Nabawi; lihat juga dalam Noeng Muhadjir, Noeng Muhadjir, Ibid, 17-18. Jujun S. Suriasumantri, Ilmu dalam Perspektif Moral, Sosial, dan Politik Sebuah Dialog tentang Dunia Keilmuan Dewasa Ini, Jakarta PT. Gramedia, 1986, 19. T. Jacob, Manusia, Ilmu dan Teknologi, Pergumulan Abadi dalam Perang dan Damai, Yogyakarta PT. Tiara Wacana, 1988, 7-8. hidupnya. Sementara itu teknologi merupakan konsekwensi lebih lanjut yang merupakan penerapan daripada ilmu, baik modern maupun folk-science. Daoed Joesoef menambahkan bahwa ilmu pengetahuan adalah penerapan yang selogis mungkin dari nalar manusia. Nalar manusia di mana pun sama tetapi penerapannya berbeda. Bila sistem nilai berbeda antara masyarakat yang satu dengan yang lain, maka pengetahuan ilmiah dan mentalitas teknologi berbeda menurut tingkat kemajuan masyarakat yang bersangkutan. Untuk itu diperlukan pembentukan ilmu pengetahuan yang tidak hanya sebagai produk tetapi lebih sebagai proses. Tujuan ilmu pengetahuan adalah mencari penjelasan dari gejala-gejala yang ditemukan, yang memungkinkan untuk mengetahui sepenuhnya akan hakikat objek yang dihadapi. Pengetahuan itu memungkinkan manusia untuk mengerti dan memberikan alat untuk menguasai suatu masalah. Hal ini berlaku bagi ilmu-ilmu alam maupun demikian, dengan ilmu pengetahuan manusia tidak mutlak mengetahui segalanya, pengetahuan manusia tetap dalam koridor keterbatasan. Keterbatasan akan penguasaan ilmu pengetahuan mengingatkan kepada manusia bahwa ada sesuatu yang lebih tinggi darinya, yang mana akal manusia tidak mampu menjangkaunya. Orang yang mengekor pada ilmu pengetahuan secara membabi buta, akan terbentur pada satu permasalahan yang ia sendiri tidak mampu melampauinya. Dengan memahami hal ini maka manusia bisa merenung bahwa sebenarnya hal itu sudah diingatkan oleh sila I dari lima sila negara Indonesia, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa”. Daoed Joesoef melihat, bahwa dalam arti yang lengkap, ilmu pengetahuan mempunyai makna sebagai produk, proses, dan masyarakat. Ilmu pengetahuan sebagai produk maksudnya, pengetahuan yang telah diakui kebenarannya oleh masyarakat ilmuwan. Dari sini ilmu pengetahuan mengandung kemungkina untuk disepakati dan terbuka untuk diteliti, diuji atau dibantah orang lain. Oleh karena itu tidak mungkin suatu fakta ilmiah itu bersifat original, yang original adalah penemuan dari fakta ilmiah itu sendiri, sehingga timing dari suatu penemuan atau publikasi menjadi penting di sini. Ilmu pengetahuan sebagai proses maksudnya, kegiatan masyarakat yang dilakukan demi penemuan dan pemahaman dunia alami sebagaimana adanya dan bukan sebagaimana yang direkayasa/dimanipulasi. Metode ilmiah yang khas dipakai dalam proses ini adalah analisis rasional, objektif, sejauh mungkin bersifat impersonal, dari masalah-masalah yang dihadapi atau diamati. Bagi Thomas S. Kuhn, normal science adalah ilmu pengetahuan dalam artian proses penelitian. Ilmu pengetahuan sebagai masyarakat maksudnya, dunia pergaulan yang perilakunya diatur oleh empat ketentuan imperatif, yaitu universalisme, komunalisme, Daoed Joesoef , Pancasila, Kebudayaan, dan ilmu Pengetahuan, Pidato Kunci pada Seminar Nasional “Pancasila sebagai Orientasi Pengembangan Ilmu”, Yogyakarta Fakultas Filsafat UGM, 1986, 36. Jujun S. Suriasumantri, Ilmu dalam Perspektif Moral, Sosial, dan Politik Sebuah Dialog tentang Dunia Keilmuan Dewasa Ini, 95. Ibid, 25-26 tanpa pamrih, dan skeptisisme yang teratur. Universalisme berarti ilmu pengetahuan bebas dari warna kulit, ras, keturunan, maupun keyakinan keagamaan. Universal artinya ilmu pengetahuan bisa dipakai di tempat mana pun. Universalisme bukan dalam arti disiplin ilmunya, sebab disiplin ilmu bersifat plural sesuai dengan metode dan struktur yang mendasarinya. Komunalisme berarti ilmu pengetahuan merupakan milik masyarakat public knowledge. Tanpa pamrih berarti ilmu pengetahuan bukan propaganda untuk maksud-maksud busuk tertentu. Skeptisisme yang teratur berarti keinginan untuk mengetahui dan bertanya didasarkan pada nalar dan sistematika berfikir. Kenyataan telah menunjukkan bahwa kedudukan ilmu pengetahuan secara substantif dan bukan hanya sekedar sarana dalam kehidupan umat manusia telah menyentuh semua sendi dan segi kehidupan, dan pada gilirannya akan mengubah budaya manusia secara intensif. Tidak ada yang bisa membantah ungkapan; bahwa perkembangan ilmu pengetahuan telah mewarnai dunia secara dominan. 2. Ilmu Pengetahuan Mencapai Puncaknya di era Modern Perkembangan ilmu pengetahuan dan juga ilmu sosial dengan pendekatan empiris, mencapai bentuknya secara definitif dengan kehadiran Auguste Comte 1798-1857 dengan grand-theori-nya yang digelar dalam karyanya Cours de Philosophie Positive yang mengajarkan bahwa cara berfikir manusia, juga masyarakat di mana pun akan mencapai puncaknya pada tahap positif, setelah melalui tahap theologik dan metafisik. Istilah positif olehnya diberi arti eksplisit dengan muatan filsafati, yaitu menerangkan bahwa yang benar dan yang nyata haruslah konkret, eksak, akurat, dan memberi observasi, eksperimentasi, dan komparasi yang dipelopori Francis Bacon 1561-1626 juga ikut mendorong pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, dimana para ilmuwan setelahnya seperti Helmholtz, Pasteur, Darwin, Clerk Maxwell, berhasil menemukan hal-hal yang baru dalam penelitian ilmiahnya. Kesemuanya itu memberi isyarat bahwa dunia Barat telah berhasil melakukan tinggal landas untuk mengarungi dirgantara ilmu pengetahuan yang tiada bertepi. Battle Cry-nya Francis Bacon yang menyerukan bahwa “knowledge is power” bukan sekedar mitos, melainkan sudah menjadi etos. Hal itu telah melahirkan corak dan sikap pandang manusia yang meyakini kemampuan rasionalitasnya untuk menguasai dan meramalkan masa depan, dan dengan optimismenya, berinovasi secara kreatif untuk membuka rahasia-rahasia alam. Semenjak itu masyarakat Barat menjadi masyarakat yang tiada hari tanpa temuan-temuan baru yang muncul secara historis, kronologis, berurutan, dan berdampingan sebagai alternatif. “Revolusi” ilmu pengetahuan telah berlanjut di abad ke-20 berkat teori relativitasnya Einstein yang telah merombak filsafat Newton yang semula dianggap sudah mapan, disamping teori kuantumnya yang telah mengubah persepsi dunia ilmu Koento Wibisono, ”Ilmu Pengetahuan, sebuah Sketsa umum mengenai Kelahiran dan Perkembangannya sebagai Pengantar untuk Memahami Filsafat Ilmu”, dalam Koento Wibisono, Hubungan Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya, 8. Ibid, 6. pengetahuan tentang sifat-sifat dasar dan perilaku materi sedemikian rupa sehingga para pakar dapat melanjutkan penelitian-penelitiannya, dan berhasil mengembangkan ilmu-ilmu dasar seperti astronomi, fisika, kimia, biologi molekuler, sebagaimana hasilnya dapat “dinikmati” oleh manusia di abad ke-21 sekarang ini. Dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dengan temuan-temuan spektakulernya, rasa optimisme –disamping pesimisme- merupakan sikap manusia masa kini yang di satu pihak telah meningkatkan fasilitas hidup, yang berarti menambah kenikmatan; namun di pihak lain gejala-gejala adanya dekadensi moral kemanusiaan menjadi semakin meningkat dengan akibat-akibat yang cukup fatal. Secara historis, pergulatan besar sumber pengetahuan yang menunjang kemajuan ilmu pengetahuan di era sekarang, dimulai dari Rasionalisme dengan tokohnya Rene Descartes, Empirisme dengan tokohnya John Locke, dan kritisisme dengan tokohnya Immanuel Kant. Pergulatan tersebut kemudian berpuncak pada pemikiran August Comte dengan aliran Positivisme-nya. Abad ke-19 bisa dikatakan sebagai abad Positivisme karena begitu kuat dan luasnya pengaruh aliran ini di abad modern. Ukuran kebenaran dinilai dari sudut positivistik-nya. Filsafat menjadi praktis bagi tingkah laku perbuatan manusia sehingga tidak lagi memandang penting berfikir Peranan Filsafat Ilmu bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pertumbuhan dan perkembangan iptek secara mendasar, menyeluruh, dan cepat telah dirasakan oleh umat manusia secara ambivalen, artinya kadang berdampak positif dan kadang negatif. Van Peursen telah melihat hal itu, sehingga ia menawarkan adanya hubungan antara pengetahuan dan perbuatan; ilmu pengetahuan dan etika. Hubungan ini merupakan keharusan dan urutannya menjadi ilmu pengetahuan, teknik, dan etika. Situasi dan kondisi sekarang berbeda dengan situasi dan kondisi masa silam. Dalam situasi saat ini, iptek telah menguasai kehidupan umat manusia. Meski demikian, cara hidup kurang dilandasi dengan suatu perangkat yang jelas dan mapan, dan hal itu sudah tidak mungkin dipertahankan jika tidak ingin menjadi budaknya ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri, dan jika tidak ingin menjadi orang yang bermasa depan tanpa ilmu secara canggih dengan kemampuan prediktifnya akan membantu manusia dalam mengelola kehidupan untuk meraih citra masa depan. Sesuatu yang dipertaruhkan adalah masa depan para generasi penerus yang pada saatnya harus siap melanjutkan kepemimpinan yang arif dalam mengelola kehidupan sebagai suatu bangsa yang besar dan terhormat. Koento Wibisono, Arti Perkembangan menurut Positivisme August Comte, cet 2, Yogyakarta Gadjah Mada University Press, 1996, 1. Van Peursen, Strategi Kebudayaan, terj. Dick Hartoko, Yogyakarta Kanisius, & BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1976, 179-180. Koento Wibisono, ”Ilmu Pengetahuan, sebuah Sketsa umum mengenai Kelahiran dan Perkembangannya sebagai Pengantar untuk Memahami Filsafat Ilmu”, dalam Koento Wibisono, Hubungan Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya, 13. Dari situ, diperlukan sarana untuk membuat sang ilmuwan menjadi arif dan bijaksana. Diperlukan juga adanya sesuatu yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar kehadirannya lebih banyak berimplikasi positif daripada negatifnya. Menurut beberapa pakar, bahwa yang bisa menjadikan tonggak aksiologis dalam mengarahkan perkembangan iptek secara positif untuk kepentingan umat manusia dan lingkungannya adalah filsafat ilmu ilmu tentang ilmu. 1. Dilema dan Strategi Pengembangan Ilmu Pengetahuan Kini ilmu telah menjelajahi lingkup yang amat luas dan mendalam, hingga menyentuh sendi-sendi kehidupan umat manusia yang paling dasariah, baik secara individu maupun sosial. Implikasi yang kini dirasakan ialah Pertama, ilmu yang satu sangat berkaitan dengan ilmu yang lain sehingga sulit ditarik batas antara ilmu dasar dan ilmu terapan; antara teori dan praktis. Kedua, dengan semakin kaburnya batas tadi, timbul permasalahan, sejauh mana sang ilmuwan terlibat dengan etik dan moral. Ketiga, dengan adanya implikasi yang begitu luas dan dalam terhadap kehidupan umat manusia, timbul pula permasalahan akan makna ilmu itu sendiri sebagai sesuatu yang membawa kemajuan atau malah itu, di satu sisi timbul gagasan ideal untuk mengembangkan perguruan tingi menjadi suatu lembaga penelitian yang canggih sebagaimana sering dikemukakan oleh berbagai pihak bahwa sudah tiba saatnya untuk mengarahkan suatu universitas menjadi “research university”. Di sisi lain sikap pandang “pragmatisme” dan “target oriented” juga mulai merebak di berbagai perguruan tinggi dengan munculnya pendirian berbagai macam program exstension dan program diploma serta program magister yang diarahkan untuk “meningkatkan kualitas suatu profesi” tertentu. Implikasi yang timbul, menurut Koento Wibisono, ialah bahwa keterampilan untuk memenuhi kebutuhan pasaran tenaga kerja dibekalkan tanpa disertai wawasan ilmiah yang dibutuhkan bagi penerapan suatu profesi. Etik dan moral akademik menjadi sering terabaikan; sepi dari perhatian. Bagaimanapun, ilmu pengetahuan harus tetap dikembangkan dengan beragam strateginya. Mengenai strategi pengembangan ilmu, dewasa ini terdapat adanya tiga macam pendapat. Pertama, pendapat yang menyatakan bahwa ilmu berkembang secara otonom dan tertutup, dalam arti pengaruh konteks dibatasi atau bahkan disingkirkan. “Science for the sake of science only” merupakan semboyan yang Wibisono, Ilmu Filsafat dan Aktualitasnya dalam Pembangunan Nasional Suatu Tinjauan dari Sudut Tradisi Pemikiran Barat, Yogyakarta Gadjah Mada University Press, 1985, 5-6. Koento Wibisono, Pengertian tentang Filsafat, 1. Koento Wibisono, ”Ilmu Pengetahuan, sebuah Sketsa umum mengenai Kelahiran dan Perkembangannya sebagai Pengantar untuk Memahami Filsafat Ilmu”, dalam Koento Wibisono, Hubungan Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya, 13. Kedua, pendapat yang menyatakan bahwa ilmu lebur dalam konteks, tidak hanya memberikan refleksi, tetapi juga memberikan justifikasi. Dengan ini ilmu cenderung memasuki kawasan untuk menjadikan dirinya sebagai ideolog. Ketiga, pendapat yang menyatakan bahwa ilmu dan konteks saling meresapi dan saling memberi pengaruh untuk menjaga dirinya beserta temuan-temuannya agar tidak terjebak dalam kemiskinan relevansi dan aktualisasinya. “Science for the sake of human progress” adalah pendiriannya. Dalam pada itu Koento Wibisono melanjutkan, bahwa sebagaimana adanya dampak pengaruh globalisasi -baik positif maupun negatif- yang tidak dapat dielakkan, maka tidak dapat dihindarkan pula adanya urgensi untuk mengembangkan ilmu dengan asumsi dasar filsafatnya tidak hanya atas dasar metodologi yang dibatasi oleh context of justification, melainkan juga atas dasar heuristic pemahaman baru yang bergerak dalam context of discovery. 2. Peranan Filsafat Ilmu Dengan menunjukkan sketsa umum gambaran secara garis besar mengenai perkembangan ilmu pengetahuan yang pada gilirannya melahirkan suatu cabang filsafat ilmu, kiranya menjadi jelas bahwa filsafat ilmu bukanlah sekedar metode atau tata-cara penulisan karya ilmiah atau pun penelitian. Filsafat ilmu adalah refleksi filsafati yang tidak pernah mengenal titik henti dalam menjelajahi kawasan ilmiah untuk mencapai kebenaran atau kenyataan, sesuatu yang memang tidak pernah akan habis difikirkan dan tidak pernah akan selesai Partadiredja dalam pidato pengukuhannya selaku guru besar ekonomi di UGM mendambakan ilmu ekonomi yang tidak mengajarkan merupakan suara segar dalam kemandulan perhatian ilmuwan kepada masalah moral. Terlepas dari semantik kata-kata, yang jelas ungkapan Ace mengajak manusia bahwa di samping cerdas juga harus bermoral luhur. Menurut hematnya, bahwa tujuan pendidikan moral tersebut dapat dicapai dengan peningkatan kekuatan penalaran ilmiah, yakni melalui pemberian materi ajar filsafat ilmu. Filsafat ilmu diharapkan dapat berdiri di tengah-tengah ilmu-ilmu pengetahuan. Di sini bukan berarti filsafat ilmu menjadi semacam puncak ekstasi rasional ilmu-ilmu, mahkota ilmu-ilmu, atau ratu ilmu-ilmu; status simbolis yang boleh diagungkan, meski tak punya tangan untuk berbuat. Filsafat ilmu kritis yang dimaksud di sini adalah memiliki fungsi reflektif dan pragmatis, yaitu menempatkan klaim-klaim analitis ilmu-ilmu Ibid, 14. Koento Wibisono, ”Ilmu Pengetahuan, sebuah Sketsa umum mengenai Kelahiran dan Perkembangannya sebagai Pengantar untuk Memahami Filsafat Ilmu”, dalam Koento Wibisono, Hubungan Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya, 14. Kompas, 25 Mei 1981; lihat juga dalam Jujun S. Suriasumantri, Ilmu dalam Perspektif Moral, Sosial, dan Politik Sebuah Dialog tentang Dunia Keilmuan Dewasa Ini, 13. Hardiman, Melampaui Positivisme dan Modernitas, Yogyakarta Kanisius, 2003, 19. pengetahuan dalam rangka proses transformasi abadi masyarakat dan umat manusia. Dengan demikian filsafat ilmu memberikan teoritis-etis bagi ilmu-ilmu pengetahuan dan masyarakat. Menurut Poespoprojo, hakikat ilmu adalah persoalan fundamental dan kebenaran universal yang implisit melekat di dalam dirinya. Dengan memahami filsafat ilmu, berarti memahami seluk-beluk ilmu yang paling mendasar, sehingga dapat dipahami pula perspektif ilmu, pengembangannya, keterjalinan antar cabang ilmu yang satu dengan yang lain, serta simplifikasi dan artifisialitasnya. Itulah sebabnya aktualitas filsafat ilmu semakin terasa. Dengan filsafat ilmu manusia akan semakin dapat memperluas cakrawala wawasan ilmiahnya. Ketajaman refleksi, kedalaman imajinasi, kepekaan intuisi manusia akan terpacu sedemikian rupa sehingga terhindar dari bahaya kerabunan intelektual, simplifisme berfikir yang memuakkan, kehanyutan dalam arus konservatisme ilmu yang timbul karena ilmu dipandang sebagai kata benda noun atau barang jadi taken forgranted yang sudah selesai, mandeg dan filsafat ilmu manusia juga akan mampu mensublimasikan disiplin ilmu yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing, dan mengangkatnya ke dataran filsafati, sehingga manusia dapat memahami perspektif serta berbagai kemungkinan arah pengembangannya; supaya manusia bisa melakukan spekulasi-spekulasi yang mendalam guna menemukan teori-teori atau paradigma-paradigma baru yang tepat-guna bagi kepentingan umat manusia. Tanpa kesanggupan itu manusia akan hanya menjadi konsumen ilmu orang lain, membeo, menjadi his master’s voice’-nya orang lain, itu pun masih dengan kemungkinan adanya distorsi ilmiah, karena lemahnya pemahaman atau penguasaan dalam bahasa asing. Adalah tugas filsafat ilmu di tengah-tengah ilmu-ilmu untuk mengembalikan kecanggihan konseptual yang berlebihan pada pangkalnya yang sederhana namun fundamental, menyingkapkan kaitan klaim objektif dengan matra kekuasaan dan kepentingan, dan pada gilirannya membantu proses pemahaman dan peningkatan diri dan perkembangannya filsafat ilmu juga mengarahkan ilmuwan pada strategi pengembangan ilmu, yang menyangkut etik dan heuristik, bahkan sampai pada dimensi kebudayaan untuk menangkap -tidak saja kegunaan atau kemanfaatan ilmu -tetapi juga arti dan maknanya bagi kehidupan umat manusia. Dari situ dapat diketahui, betapa pentingnya kedudukan filsafat ilmu dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Poespoprojo, “Aktualitas Filsafat Ilmu ke Arah Kemasakan Praktek dan Pengelolaan Ilmu”, dalam Jujun S. Suriasumantri, Ilmu dalam Perspektif Moral, Sosial, dan Politik, Jakarta Gramedia, 1986, 14. Koento Wibisono, ”Ilmu Pengetahuan, sebuah Sketsa umum mengenai Kelahiran dan Perkembangannya sebagai Pengantar untuk Memahami Filsafat Ilmu”, dalam Koento Wibisono, Hubungan Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya, 6. Hardiman, 20. E. Catatan Akhir Kritik dan Saran mengenai Filsafat Ilmu Dari uraian panjang di atas, penulis dan pembaca dapat mengetahui betapa pentingnya kedudukan filsafat ilmu dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu mampu berperan sebagai mitra dialog yang kritis, penegas nilai moral-aksiologis, dan masih banyak lagi bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Meski demikian ada beberapa catatan kritis dan saran mengenai filsafat ilmu di bawah ini. Dewasa ini filsafat ilmu diberikan secara sporadic pada setiap jenjang pendidikan, khususnya perguruan tinggi. Akan tetapi, materi filsafat ilmu yang diberikan terlalu menekankan aspek penalarannya dan kurang memperhatikan aspek moral keilmuannya. Cara penyampaian yang sukar dan kurang memperhatikan aspirasi atau cara berfikir peserta didik menjadikan filsafat ilmu sebagai objek yang kurang menarik. Sebagai dasar bagi proses pendidikan yang menghasilkan manusia -yang disamping cerdas dan terampil juga bermoral luhur- maka disarankan agar diberikan filsafat ilmu pada semua tingkatan pendidikan dengan tujuan/metode instruksional yang memperhatikan berbagai matakuliah filsafat ilmu dengan berbagai perbaikan di dalamnya ke dalam kurikulum pendidikan adalah amat tepat, dalam rangka peningkatan mutu akademik, sebab filsafat ilmu berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan tinggi dan paradigma manusia Indonesia seutuhnya’ yang dalam penalarannya diharapkan mampu melakukan terobosan ke kawasan yang paling mendasar untuk memahami hakikat ilmu sampai pada batas yang ultimate. Poesporodjo, Dosen Universitas Padjadjaran, yang kemudian dikutip oleh Koento Wibisono, menyatakan bahwa bagi para sarjana, lebih-lebih kandidat doctor, harinya sudah terlalu siang untuk tidak mengetahui hakikat ilmu, posisi ilmu dalam cakrawala pengetahuan manusia, peran ilmu bagi eksistensi manusia. Dengan memahami seluk beluk ilmu secara ilmiah-filsafati, tanpa harus menjadi seorang filsuf, akan menjadikan diri manusia sebagai ilmuwan yang arif, terhindar dari kecongkakan intelektual yang memuakkan, dan tidak hanyut dalam biduk tradisi yang memandang ilmu sebagai barang jadi, mandeg, dan hanya sebagai hafalan. Jujun S. S., Ilmu dalam Perspektif Moral, Sosial, dan Politik Sebuah Dialog tentang Dunia Keilmuan Dewasa Ini, 13-14. Koento Wibisono, ”Ilmu Pengetahuan, sebuah Sketsa umum mengenai Kelahiran dan Perkembangannya sebagai Pengantar untuk Memahami Filsafat Ilmu”, dalam Koento Wibisono, Hubungan Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya, 14-15. Bandingkan dengan pandangan Prof. Djohar, Materi Perkuliahan Filsafat Ilmu, Yogyakarta PPS UNY, 2007. DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an al-Karim Al-Hadits al-Nabawi Amin Abdullah, 1999, Studi Agama Normativitas atau Historisitas, cet 2, Yogyakarta Pustaka Pelajar. Bahm, Archie, 1980, What is Science, Albuquerge, New Mexico World Books. Daoed Joesoef, 1986, Pancasila, Kebudayaan, dan ilmu Pengetahuan, Pidato Kunci pada Seminar Nasional “Pancasila sebagai Orientasi Pengembangan Ilmu”, Yogyakarta Fakultas Filsafat UGM. Djohar, Prof., 2007, Materi Perkuliahan Filsafat Ilmu, Yogyakarta PPS UNY. Hardiman, 2003, Melampaui Positivisme dan Modernitas, Yogyakarta Kanisius. Jujun S. Suriasumantri, 1984, Filsafat Ilmu, Jakarta Sinar Harapan. ______, 1986, Ilmu dalam Perspektif Moral, Sosial, dan Politik Sebuah Dialog tentang Dunia Keilmuan Dewasa Ini, Jakarta PT. Gramedia. Koento Wibisono, 1985, Ilmu Filsafat dan Aktualitasnya dalam Pembangunan Nasional Suatu Tinjauan dari Sudut Tradisi Pemikiran Barat, Yogyakarta Gadjah Mada University Press. ______, 1996, Arti Perkembangan menurut Positivisme August Comte, cet 2, Yogyakarta Gadjah Mada University Press. ______, 2005a, Pengertian tentang Filsafat, Hand Out, Yogyakarta Program Pascasarjana Filsafat UGM. ______, 2005b, “Ilmu Pengetahuan, sebuah Sketsa umum mengenai Kelahiran dan Perkembangannya sebagai Pengantar untuk Memahami Filsafat Ilmu”, dalam Koento Wibisono, Hubungan Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya, Hand Out, Yogyakarta Program Pascasarjana Filsafat UGM. Kompas, 25 Mei 1981. Magnis Suseno, 1992, Filsafat sebagai Ilmu Kritis, Yogyakarta Kanisius. Noeng Muhadjir, 2003, Filsafat Islam Telaah Fungsional, Suplemen Filsafat Ilmu edisi II, Yogyakarta Rake Sarasin. Poespoprojo, 1986, “Aktualitas Filsafat Ilmu ke Arah Kemasakan Praktek dan Pengelolaan Ilmu”, dalam Jujun S. Suriasumantri, Ilmu dalam Perspektif Moral, Sosial, dan Politik, Jakarta Gramedia. T. Jacob, 1988, Manusia, Ilmu dan Teknologi, Pergumulan Abadi dalam Perang dan Damai, Yogyakarta PT. Tiara Wacana. ______, “Etika Ilmiah dan Pancasila”, dalam Soeroso dkk., Pancasila sebagai Orientasi Pengembangan Ilmu, Yogyakarta Kedaulatan Rakyat. Van Peursen, 1976, Strategi Kebudayaan, terj. Dick Hartoko, Yogyakarta Kanisius, & BPK Gunung Mulia, Jakarta ... Filsafat adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam tentang sesuatu sampai ke akar-akarnya Rofiq, 2018. Sesuatu yang dipikirkan tersebut bisa saja mengenai sesuatu hal yang terlihat dan terasa di sekitar manusia dan hal tersebut akan menjadi pengetahuan bagi manusia. ...... Berpikir atau berfilsafat merupakan landasan awal manusia meraih pengetahuan dan membentuknya menjadi ilmu Rofiq, 2018. Ilmu sangat erat kaitannya dengan pendidikan dan dialah objek utamanya. ...... Dapat disimpulkan filsafat merupakan dasar pengetahuan mengapa manusia berpikir, belajar dan berpendidikan Rofiq, 2018. Dalam proses pendidikan bahasa, dengan landasan filsafat atau berpikir lebih dalam, maka guru selalu berusaha menyelesaikan permasalahan pendidikan secara ilmiah dan sistematis serta mencari solusi yang inovatif untuk memberikan pembelajaran bahasa. ...Vonny ArdielMuhammad ZaimHarris Effendi ThahaDewi AsmawatiBerpikir atau berfilsafat merupakan landasan awal manusia meraih pengetahuan dan membentuknya menjadi ilmu. Untuk melaksanakan proses pembelajaran bahasa asing dibutuhkan proses berfikir atau berfilsafah agar bisa memahami pengetahuan linguitik dan implikasinya dalam pembelajaran. Permasalahan yang dihadapi para pengajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing adalah kurangnya pemahaman dan pemikian secara mendalam terhadap dasar ilmu linguistik dari bahasa asing tersebut. Oleh karena itu akan berdampak kepada sulitnya pencapaian pemerolehan bahasa asing tersebut oleh peserta didik. Penelusuran pustaka dan referensi dilakukan untuk memecahkan permasalahan ini. Penulis menelusuri artikel yang mengkaji dan membahas temuan secara konseptual implikasi linguistik dalam tatabahasa pedagogis. Hasil penelusuran yang ditemukan bahwa perlu pemahaman mendalam tentang linguistik oleh pengajar dan pelajar bahasa. Implikasi linguistik tersebut dituangkan dalam tatabahasa pedagogis. Inovasi dan pembaharuan juga menjadi kebutuhan pembelajar terhadap tatabahasa pedagogis bahasa ibu, bahasa kedua dan bahasa asing. Pembelajaran virtual hadir dengan beragam media onffline maupun online yang dimanfaatkan pengajar. Dengan aneka ragam media yang hadir sistem pembelajaran ini menantang guru untuk menyusun materi ajar dalam konsep tatabahasa pedagogis untuk pembelajaran bahasa Inggris Perlu diperluas setiap kajian, harus kontemporer mengkaji secara itensif topik masa kini, Tema memerlukan perihal objek dari setiap masalah, Judul perlu disesuaikan dengan tema yang di teliti, Judul Sudah menarik tercermin pembahasan, Perlunya kesesuaian dengan tujuan dan metodelogi, Perlunya membandingkan judul dengan beberapa yang pernah dituliskan... Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu menjadi aspek utama dalam seluruh perkembangan peradaban di dunia yang kemudian memengaruhi perkembangan berbagai aspek, diantaranya pendidikan, teknologi, dan budaya Wahyudi, 2016. Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah berlangsung secara cepat dan menyeluruh hingga dampaknya terasa oleh umat manusia secara ambivalen Rofiq, 2018. Makna ambivalen berarti bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat berdampak positif dan negatif. ...Muh Irfhan MuktapaPerkembangan ilmu juga mengiringi perkembangan masyarakat modern. Ilmu pengetahuan yang berkembang dan membawa perubahan bagi manusia justru menyebabkan pergeseran persoalan dari aspek materiil menjadi aspek mental. Pengembangan ilmu dan teknologi modern yang begitu pesat cenderung tidak memperhatikan aspek sistem nilai baik nilai etis maupun nilai agama, sehingga muncullah degradasi moral manusia. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji implikasi filsafat ilmu dalam pengembangan etika keilmuan modern. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah study literature. Adapun analisis pembahasan menujukkan bahwa filsafat ilmu harus diintegrasikan secara filsafati agar dapat mewujudkan fungsi keilmuan terutama dalam aspek moral, intelektual, dan sosial. Hal ini disebabkan karena ilmu bersifat netral dan tidak bermakna baik atau buruk mengingat pemilik ilmulah yang berhak menentukan sikap. Pemanfaatan ilmu bagi kehidupan manusia bergantung pada operasional si pemilik ilmu dan kontribusinya dalam persoalan kehidupan manusia. Seiring perkembangan ilmu maka filsafat ilmulah yang berperan mewujudkan etika keilmuan yang baik. Keberadaan filsafat ilmu bertujuan untuk mengembalikan ruh keilmuan agar tetap mendorong manusia berpikir dan berperilaku arif dan bijaksana.... Departing from the critical discourse of the higher education academic community, one of which is the discipline of philosophy, where since the renaissance period followed by Aufklarung XVIII M, began to separate from science and technology science and technology. It is evident from here, that in the West, human civilization has developed rapidly, marked by spectacular discoveries in the medieval Islamic period Rofiq, 2018. ... Mukti AliHasan MaftuhMuhamad Mustholiq AlwiPurpose - People who live on the slopes of Merapi Volcano apply religious moderation behavior by respecting traditions and other thoughts. The purpose of this study was to find out the tradition and communication of religious moderation in the community on the slopes of Merapi - The research uses the descriptive-qualitative method. The research location took place in the Srumbung sub-district, Magelang district. Data was collected through interviews, observation, and documentation. Informants in this study were young people and community leaders in the - The results of this study indicate that there are two characteristics of the community thought traditions in the implementation of religious moderation, namely people who can apply this concept well and thoroughly, and there are people who are against the concept of religious moderation, who tend to be intolerant towards diversity and differences of opinion and - The contribution of this study on religious moderation has become a barrier to critical thinking discourses that are currently developing. Religious moderation is an alternative solution to the current trend of thought, such as radical, liberal, and even fundamental ways of - This study looks at the traditions of thought developing in the community. Furthermore, this research aims to look at the communication of religious moderation of da'wah in society. The sociological perspective as a research approach is expected to be able to find social facts found in society.***Tujuan - Masyarakat yang tinggal di lereng Gunung Merapi menerapkan perilaku moderasi beragama dengan menghargai tradisi dan pemikiran lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tradisi dan komunikasi moderasi beragama pada masyarakat di lereng Gunung - Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Lokasi penelitian berlangsung di Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah para pemuda dan tokoh masyarakat di desa - Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua ciri tradisi pemikiran masyarakat dalam penerapan moderasi beragama, yaitu masyarakat yang dapat menerapkan konsep ini dengan baik dan tuntas, dan terdapat masyarakat yang menentang konsep moderasi beragama, yang cenderung tidak toleran terhadap keragaman dan perbedaan pendapat dan - Kontribusi kajian tentang moderasi beragama ini menjadi penghambat wacana berpikir kritis yang berkembang saat ini. Moderasi beragama merupakan solusi alternatif dari pola pikir yang berkembang saat ini, seperti cara berpikir radikal, liberal, bahkan - Kajian ini melihat tradisi pemikiran yang berkembang di masyarakat. Selanjutnya, penelitian ini bertujuan untuk melihat komunikasi moderasi dakwah dakwah di masyarakat. Perspektif sosiologis sebagai pendekatan penelitian diharapkan mampu menemukan fakta-fakta sosial yang ditemukan di masyarakat.... In line with the explanation above, Thomas Lickona said that in general people view the family as the most important source of moral education for children Rofiq, 2018. They were the first teachers to educate morals. ...Abroto AbrotoAninditya Sri NugraheniRizka Febriyani AwliyahGuidance of attention instruction is needed by a child because it greatly affects the behavior of a person's manners. A very important parental obligation is the cultivation of moral values. The research methods used in this research are the method of literature study literature and the approach used is qualitative approach. The purpose of this study is how important a family is in moral value education for children from childhood. How influential a family is on the growth of a child's moral values is enormous, because the family is the first environment that shapes the character of a child. Some fundamental aspects become the necessity of the family or parents when cultivating a moral attitude in the child, namely first, the value of honesty. Both are courtesy to the older man. The third is always taught with a sense of iklas in doing something. And most importantly upbringing in planting aqidah so as not to falter with the changing times... Proses aktualisasi ilmu dalam Islam oleh Mukti Ali disebut sebagai cum scientifik sehingga dalam hal tersebut memungkinkan terjadinya tajdid atau ijtihad. Rofiq, 2018. ...Jurnal ini digunakan untuk meneliti dan mengetahui tentang pengaruh ilmu filsafat dalam perkembangan ilmu psikologi yang didasarkan pada analisis sejarah perkembangan filsafat dan munculnya ilmu psikologi dan hubungan antara ilmu filsafat dengan psikologi. Dalam jurnal akan membahas dan menekankan tentang sejarah filsafat dan perkembangannya, muncul atau asal mula terbentuknya ilmu psikologi, perkembangan ilmu psikologi, aliran-aliran ilmuwan psikologi, dan hubungan antara filsafat dengan psikologi. Jurnal dibuat dengan melakukan studi literatur dari berbagai sumber yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi. Menggunakan beberapa kajian dan atau penelitian terdahulu sebagai sumber acuan atau referensi dalam pembuatan dan atau penyusunan jurnal. Kemunculan dan perkembangan ilmu psikologi tidak terlepas dari adanya ilmu filsafat karena pada dasarnya ilmu psikologi merupakan bagian dari perkembangan ilmu filsafat. Ilmu psikologi kemudian berdiri sendiri dan memisahkan diri dari filsafat. Ilmu psikologi semakin berkembang pesat dan memunculkan atau menciptakan berbagai aliran baru dari peneliti atau ilmuwan yang digunakan dan diterapkan dalam perkembangan kehidupan manusia hingga saat ini. Dapat disimpulkan bahwa perkembangan ilmu psikologi sangat dipengaruhi dan didasari oleh ilmu filsafat, karena psikologi merupakan bagian dari filsafat. Sehingga, ilmu psikologi tidak dapat dipisahkan dengan filsafat. Perkembangan ilmu psikologi juga banyak berpengaruh dan berperan dalam keberlangsungan kehidupan manusia dari dulu hingga saat Perkembangan psikologi sangat dipengaruhi oleh logika dan filsafat ilmu yang juga merupakan cabang filsafat. Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang berencana untuk mempertimbangkan konsep-konsep yang dianut oleh para ilmuwan, seperti konsep metode, objektivitas, inferensi, dan konsep standar kebenaran suatu pernyataan ilmiah. Hal ini penting agar peneliti dapat lebih kritis melihat model penelitiannya dan mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tentu saja, psikolog seperti ilmuwan juga membutuhkan keterampilan berpikir yang disediakan oleh filsafat sains ini. Tujuannya adalah menyadarkan para psikolog bahwa sains tidak pernah bisa mencapai kepastian absolut, tetapi hanya pada tingkat probabilitas. Dengan demikian, para psikolog dapat menjadi ilmuwan rendah hati yang sadar akan batas-batas pengetahuannya dan menjauhi saintisme, yakni sikap memuja sains sebagai satu-satunya sumber kebenaran. Penelitian psikologi diartikan sebagai sebuah penelitian sistematis yang menggambarkan, menjelaskan, meramalkan dan mengarahkan aktivitas mental dan perilaku manusia, baik yang dapat diraba dan diukur maupun yang tidak dapat dilihat dan diukur. Dalam melakukan penelitian ilmuwan psikologi dan juga psikolog pada berbagai bidang, harus mempertimbangkan landasan-landasan filsafat ilmu seperti ontologi, epistemologi, dan aksiologi pengetahuannya untuk memahami batasan penelitian psikologi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peran filsafat ilmu dan logika dalam suatu penelitian psikologi. Metode yang digunakan penelitian ini adalah kualitatif. Data yang diambil berdasarkan penelitian ini adalah penelitian kepustakaan Library Research. Kata kunci filsafat ilmu, logika, penelitian psikologi Abstract. The development of psychology is strongly influenced by logic and philosophy of science which is also a branch of philosophy. Philosophy of science is a branch of philosophy that plans to consider concepts held by scientists, such as the concept of method, objectivity, inference, and the standard concept of the truth of a scientific statement. This is important so that researchers can more critically look at their research models and develop them according to the needs of society. Of course, psychologists like scientists also need the thinking skills provided by this philosophy of science. Its goal is to make psychologists aware that science can never reach absolute certainty, but only at the level of probability. Thus, psychologists can become humble scientists who are aware of the limits of their knowledge and stay away from scientism, namely the attitude of worshiping science as the only source of truth. Psychological research is defined as a systematic research that describes, explains, predicts and directs mental activity and human behavior, both tangible and measurable as well as those that cannotPhilosophy of science is a branch of philosophy that emerged in the late 19th or 20th century and reached its climax in the 19th century during the time of August Comte and his followers. This inspired the birth of the philosophy of science which in turn occupies a very urgent important place in science. The first discussion in this paper begins with the history of psychology as part of philosophy. In this stage of its development, psychology became separated from philosophy. However, the development of psychology from the past until now is still not free from the influence of philosophy. The development of psychology from its beginnings in philosophy to its development gave rise to many streams. The schools of modern psychology that later emerged were behaviorism with the character John Watson, Gestalt with the character Max Wertheimer, humanism with the character Maslow, cognitive with the character George Miller, and psychoanalytic with the character Freud. The method in this study uses library research. The data in this study are books and journals that are relevant to philosophy and psychology. The results of the research show that in this modern era, philosophy is used as a philosophical foundation in relation to the development of psychology in general, especially each of the schools of psychology, as well as several forms of applied psychology. Abstrak Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang muncul pada akhir abad ke-19 atau sekitar abad ke-20 dan mencapai klimaksnya di abad ke-19 di masa August Comte dan para pengikutnya. Hal ini mengilhami lahirnya filsafat ilmu yang pada gilirannya menempati tempat yang sangat urgen penting dalam ilmu pengetahuan. Pembahasan pertama dalam penulisan ini diawali dengan sejarah psikologi sebagai bagian dari filsafat. Dalam tahap perkembangannya, psikologi menjadi terpisah dari filsafat. Namun, perkembangan psikologi dari dulu hingga sekarang masih tidak lepas dari pengaruh filsafat. Perkembangan psikologi dari awal mulanya dalam filsafat hingga perkembangannya memunculkan banyak aliran. Aliran-aliran psikologi modern yang kemudian muncul adalah behaviorisme dengan tokohnya John Watson, Gestalt dengan tokohnya Max Wertheimer, humanisme dengan tokohnya Maslow, kognitif dengan tokohnya George Miller, dan psikoanalitik dengan tokohnya Freud. Metode dalam kajian ini menggunakan penelitian kepustakaan. Data dalam penelitian ini adalah buku dan jurnal yang relevan dengan filsafat dan psikologi. Hasil penelitian menunjukan dalam era modern ini, ilmu filsafat dijadikan sebagai landasan filosofik dalam kaitannya pada perkembangan psikologiTuti ErnawatiSalminawati SalminawatiEpistemology related to philosophy can be likened to a branching tree. The tree of philosophy has branches in the form of subdisciplines. Philosophy of science, ethics, aesthetics, philosophical anthropology and metaphysics. Epistemology as a branch of philosophy is devoted to the sources of knowledge. To arrive at an understanding of Islamic epistemology, it is necessary to use a genetivus subjectivus approach, which places Islam as the subject and object of epistemology. Epistemology as a result of human reason does not intend to interpret Islam, but aims at how to acquire knowledge, how the methodology of knowledge, the nature of knowledge and so on related to epistemology. So by itself Islamic epistemology studies Islam itself, or in other words epistemology according to Islam. This formulation makes a distinction between Islamic epistemology in general. Islamic epistemology in addition to general epistemology concerns relevance as a source of knowledge and inspiration. Epistemology generally assumes that truth is human-centered because humans have the authority to determine knowledge. This paper tries to compare epistemology in the Islamic and Western worlds as teaching the conception of thinking for elementary age children. Kosma ManurungResearch methods are an integral part of science. The research method has an important meaning in terms of helping to understand, work on, assess, and the basis of the validity of a scientific work. The purpose of this study is to describe the use of qualitative research methods among theological colleges. This article uses descriptive methods and literature review. Based on the results of the discussion of this article, it can be concluded that the use of qualitative methods in theological high school environment is generally used in two types of research, namely based on field research and based on literature research. Qualitative methods based on field research can use phenomenology, grounded theory, ethnography, and case studies. While the qualitative methods used in theological high school environment based on literature research can be in the form of narrative, description, literature review, and exegesis. Metode penelitian adalah bagian yang tak terpisahkan dari ilmu pengetahuan. Metode penelitian memiliki arti penting dalam hal untuk membantu memahami, mengerjakan, menilai, dan landasan keabsahan sebuah karya ilmiah. Maksud dari penelitian ini ingin mengambarkan penggunaan metode penelitian kualitatif di kalangan sekolah tinggi teologi. Artikel ini menggunakan metode deskriptif dan kajian literatur. Berdasarkan hasil pembahasan artikel ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode kualitatif di lingkungan sekolah tinggi teologi secara umum digunakan dalam dua macam penelitian yaitu berdasarkan penelitian lapangan dan berdasarkan penelitian literatur. Metode kualitatif berdasarkan penelitian lapangan bisa menggunakan fenomenologi, grounded theory, etnografi, dan studi kasus. Sedangkan metode kualitatif yang digunakan di lingkungan sekolah tinggi teologi berdasarkan penelitian literatur bisa berupa narasi, deskripsi, kajian literatur, dan BahmBahm, Archie, 1980, What is Science, Albuquerge, New Mexico World Books.S JujunSuriasumantriJujun S. Suriasumantri, 1984, Filsafat Ilmu, Jakarta Sinar Harapan.Ilmu Filsafat dan Aktualitasnya dalam Pembangunan NasionalKoento WibisonoKoento Wibisono, 1985, Ilmu Filsafat dan Aktualitasnya dalam Pembangunan Nasional Suatu Tinjauan dari Sudut Tradisi Pemikiran Barat, Yogyakarta Gadjah Mada University Press.Arti Perkembangan menurut Positivisme August Comte______, 1996, Arti Perkembangan menurut Positivisme August Comte, cet 2, Yogyakarta Gadjah Mada University Press.
Makadari itu, berikut ini informasi lengkap mengenai pengertian ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dirangkum dspace.uii.ac.id. BACA JUGA: Apa Itu Bintang dan Proses Terbentuknya, Ini Penjelasannya yang Menarik Dipelajari Kondensasi adalah Pengembunan, Ketahui Proses dan Contohnya Sehari-Hari. 2 dari 3 halaman.
Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini mungkin sudah maju. Banyak sekali inovasi atau penemuan-penemuan yang di lakukan manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini sudah merambah ke segala aspek mulai tentang ilmu bumi, angkasa dan lain-lain. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, itu menandakan bahwa tingkat keingintahuan manusia juga meningkat. Bermula dari rasa ingin tahu, maka timbullah rasa ingin mengetahui serta menyelidikinya lebih mendalam. Sejauh ini ada 3 ilmu yang berkembang pesat di dunia ini yaitu, ilmu alam, ilmu sosial, dan ilmu terapan. Semakin berkembang ilmu pengetahuan, maka semakin banyak generasi-generasi penerus yang mempunyai kualitas tinggi. Pada dewasa ini ilmu pengetahuan bisa kita dapatkan dimana saja. Disekolah,dirumah,dijalan, dimanapun. Dan kita juga sekarang sudah bisa mendapatkannya dari manapun seperti buku, internet, guru, orang tua, bahkan teman. Tidak seperti dulu yang notabennya agak sulit dalam mencari ilmu pengetahuan. Mungkin fasilitas yang ada sangat terbatas. Seperti hanya ada guru, dan buku. Buku.. begitu mudah kita sekarang untuk mendapatkannya. Dimanapun ada. Jenis apapun. Buku adalah salah satu sumber utama dari ilmu pengetahuan. Dengan membaca buku kita bisa mengetahui segala hal. Seperti orang bijak berkata “bacalah buku, maka dunia akan berada dalam genggamanmu.” See begitu mudahnya kita untuk menguasai dunia. Hanya dengan membaca buku. Dibandingkan dengan zaman dahulu hanya segelintir orang yang bisa membaca buku. Maka tunggu apalagi.. bacalah buku kawan. Selagi kita masih mempunyai waktu serta selagi buku masih ada di dunia ini. Membaca buku itu tidak membosankan saya rasa. Mulailah dari tema yang anda sukai, seperti komik, novel, atau majalah. Lalu biasakanlah. Maka anda akan merasa enjoy saat membaca. Banyak hal yang bisa kita dapat dalam membaca buku, buku apapun itu. Pengalaman, ilmu pengetahuan, informasi serta hiburan. So guys, lets take a book and read it ! cintailah buku dan membaca. happy reading all 🙂 See you again in my next article guys. Tchus 😀 source adita yulia estri
KamiPanjatkan Puji dan Syukur kepada Allah SWT, karena dengan Ridho-Nyalah Kami bisa menyelesaikan makalah ini, dalam kesempatan kali ini kami akan membahas tentang "Perkembangan dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam". Makalah ini merupakan salah satu tugas Ilmu Alamiah Dasar yang diberikan oleh Dosen mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar.
.
  • uh8t1okwiv.pages.dev/774
  • uh8t1okwiv.pages.dev/218
  • uh8t1okwiv.pages.dev/79
  • uh8t1okwiv.pages.dev/168
  • uh8t1okwiv.pages.dev/706
  • uh8t1okwiv.pages.dev/89
  • uh8t1okwiv.pages.dev/698
  • uh8t1okwiv.pages.dev/2
  • uh8t1okwiv.pages.dev/625
  • uh8t1okwiv.pages.dev/70
  • uh8t1okwiv.pages.dev/99
  • uh8t1okwiv.pages.dev/618
  • uh8t1okwiv.pages.dev/586
  • uh8t1okwiv.pages.dev/829
  • uh8t1okwiv.pages.dev/611
  • perkembangan dan pengembangan ilmu pengetahuan